Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Biasanya, orang akan mengejan terlalu keras ketika buang air besar (BAB) terasa sulit atau sembelit. Stephanie Taylor. pakar kesehatan mengatakan mengejan bisa memberi tekanan pada otot dan pembuluh darah sehingga meningkatkan rasa sakit.
Menurut Taylor, kebiasaan mengejan ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi, mulai dari prolaps rektum hingga fisura ani.
Bila Anda merasa kesulitan buang air besar hingga harus mengejan selama dua hari terus-menerus, sudah waktunya untuk mengubah pola makan Anda.
"Mengejan dapat menyebabkan fisura ani, yakni robekan kecil di usus besar dekat anus yang terasa gatal, nyeri, dan mengakibatkan pendarahan," kata Taylor dikutip dari Express.
Baca Juga
Ia pun menjelaskan cara mengenai komplikasi akibat mengejan ini dari rasa sakit hingga benjolan.
"Tanda-tanda peringatan dari fisura ani termasuk rasa sakit yang parah selama dan setelah buang air besar, darah di tinja atau tisu toilet setelah buang air besar, benjolan atau tanda kulit di sekitar anus," katanya.
Robekan atau retakan yang terlihat di sekitar pantat dan ketidaknyamanan saat buang air kecil juga bisa menunjukkan fisura ani.
Tapi, ini bukanlah masalah kesehatan terburuk akibat mengejan. Karena, mengejan juga bisa menyebabkan prolaps rektum.
Taylor mengatakan prolaps rektum terjadi ketika rektum keluar dari anus. Tanda-tanda lain dari kondisi ini adalah perasaan bahwa usus Anda belum dikosongkan dengan benar.
Anda juga bisa mengalami perubahan buang air besar, seperti sembelit atau diare. Masalah kesehatan terakhir yang bisa terjadi setelah buang air besar adalah wasir.
Karena mengejan memberi tekanan pada otot dan pembuluh darah, ini dapat menyebabkan wasir bermunculan di sekitar pantat Anda.
Kemudian, kondisi ini bisa berkembang menjadi pendarahan dubur ketika feses yang keras ketika buang air besar mengenai pembuluh darah.
Untungnya, ada solusi sederhana yang dapat mengurangi risiko masalah kesehatan ini, yakni perubahan pola makan.
"Konsumsi makanan yang mengandung gandum, kacang-kacangan, kentang dan makanan atau sayuran bisa membantu mengatasinya," jelasnya.
Terkini
- Terpapar Asap Rokok saat Hamil Tingkatkan Risiko Stunting pada Anak
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
Berita Terkait
-
Terus Sembelit saat Puasa? Coba Ikuti Tips Ini agar BAB Lancar
-
Gejala Baru, Cacar Monyet Bisa Sebabkan Penis Bengkak dan Nyeri Buang Air Besar!
-
Ingin Rutin BAB di Pagi Hari? Bisa Dilatih dengan Cara Ini
-
Ahli Temukan Virus Corona Covid-19 Menular Lewat Tinja, Emangnya Bisa?
-
Deteksi Gejala Varian Omicron Saat Buang Air Besar, Waspadai Perubahan Ini!
-
Sering Mengejan saat BAB Bisa Sebabkan Wasir, Ketahui Tandanya
-
Jangan Mengejan saat BAB, Dokter: Agar Tak Kena Wasir
-
Jangan Terlalu Lama Duduk di Toilet, Dokter Peringatkan Bahayanya
-
Sembelit dan Mengalami 5 Gejala Ini? Segera Periksa ke Dokter
-
Komedian Nurul Qomar Kanker Usus Stadium 4C, Kenali Gejalanya!