Jum'at, 10 Mei 2024
Shevinna Putti Anggraeni : Minggu, 09 Januari 2022 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan bahwa sekarang ini varian Omicron tidak menyebabkan infeksi parah, meskipun lebih menular dari varian Delta.

WHO juga mengatakan bahwa sekarang ini varian Delta masih menjadi strain paling dominan secara global dan varian Omicron nampaknya tidak seringan yang disangka-sangka.

"Sama seperti varian sebelumnya, varian Omicron bisa membuat seseorang dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO dikutip dari ABC.

Faktanya, kasus virus corona Covid-19 melonjak memberi tekanan pada sistem kesehatan di seluruh dunia.

Tedros mengatakan seminggu terakhir ini kasus virus corona Covid-19 tercatat mencapai 9,5 juta, yang merupakan jumlah tertinggi selama pandemi virus corona.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian Delta. (Pixabay)

Ia pun menegaskan pentingnya distribusi vaksin Covid-19 yang setara di setiap negara. Berdasarkan tingkat peluncuran vaksin Covid-19 sekarang ini, 109 negara akan kesulitan mencapai target WHO untuk memvaksinasi setidaknya 70 persen populasi.

Penasihat WHO, Bruce Aylward mengatakan 36 negara belum mencapai 10 persen cakupan vaksinasi. Di antara pasien parah di seluruh dunia, 90 persen tidak divaksinasi.

Kepala kedaruratan organisasi itu, Dr Michael Ryan, berspekulasi bahwa varian Omicron ini mungkin akan menjadi varian virus corona terakhir sepanjang pandemi.

BACA SELANJUTNYA

Peneliti: Orang yang Terinfeksi Varian Omicron Berisiko Tertular Subvarian 2 Bulan