Kamis, 02 Mei 2024
Rosiana Chozanah : Minggu, 05 Desember 2021 | 15:07 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore dan menyemburkan banjir lahar serta awan panas yang menyebabkan guguran abu vulkanik.

Menurut National Geographic, abu vulkanik merupakan campuran dari batuan, mineral, serta partikel kaca yang dikeluarkan dari gunung berapi ketika meletus atau erupsi. Partikelnya sangat kecil dengan diameter kurang dari 2 milimeter.

Berbeda dengan abu dari pembakaran kayu da bahan organik lainnya, abu vulkanik bisa berbahaya. Partikelnya sangat keras dan biasanya memiliki tepi bergerigi.

Akibatnya abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan paru-paru. Menghirup abu ini juga dapat menyebabkan masalah pernapasan.

Erupsi Gunung Semeru (Suara.com)

Laman Geological Society of America menjelaskan beberapa gejala jangka pendek dari menghirup abu vulanik, yakni:

  • pilek
  • sakit tenggorokan atau batuk
  • mengi atau sesak napas
  • kemungkinan bronkitis

Sementara gejala iritasi mata dalam jangka pendek akibat abu vulkanik adalah:

  • gatal atau mata merah
  • lecet atau adanya goresan pada kornea, kondisi ini dapat menyebabkan konjungtivitis
  • keluarnya air mata

Supaya tidak terkena dampak buruk tersebut, Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) AS menguraikan daftar mitigasi dari paparan abu vulkanik, yaitu:

  • kenakan pakaian perlindung, kacamata, dan masker debu (paling efektif adalah N95 atau KN95)
  • tutup semua akses udara dari luar ruangan
  • basahi partikel debu dan abu agar tidak berterbangan
  • hindari mengerahkan tenaga, sebab pernapasan berat menyebabkan inhalasi partikel lebih dalam ke paru-paru

Pada orang yang sudah mengidap penyakit komorbid pernapasan harus tetap berada di dalam ruangan atau pengungsian.

BACA SELANJUTNYA

Karena Alasan Medis, Orang dalam Golongan Ini Boleh Tidak Pakai Masker