Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sejumlah riset telah menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita penyakit komorbid, seperti diabetes atau penyakit jantung, berisiko tinggi terinfeksi Covid-19. Kelompok ini juga dapat mengembangkan infeksi virus corona parah.
Namun, ternyata risiko buruk tersebut tidak hanya terjadi pada orang dengan masalah kesehatan fisik saja. Beberapa riset menunjukkan orang dengan masalah kesehatan mental juga berpotensi terkena infeksi SARS-Cov-2 dan menderita Covid-19 serius.
Tahun lalu, peneliti menganalisis data dari lima rumah sakit di Yale New Haven Health System, Connecticut, untuk melihat bagaimana kondisi pengidap gangguan mental yang terinfeksi Covid-19 dibanding yang lain.
"Apa yang kami temukan adalah tingkat kematian lebih tinggi bagi mereka yang memiliki riwayat (gangguan) psikiatri sebelumnya," jelas Chief Medical Officer di Harris Center for Mental Health and IDD, Texas, Lumping Li.
Baca Juga
NPR melaporkan bahwa risiko kematian akibat Covid-19 naik 50% bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit mental dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat tersebut.
Berdasarkan direktur Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba (NIDA) AS, Nora Volkow, ada dua untuk menjelaskan hal itu.
- Pertama, penyakit mental mengubah perilaku orang yang dapat membuat mereka cenderung kurang melindungi diri dari infeksi virus corona dengan mitigasi Covid-19.
- Kedua, orang dengan penyakit mental cenderung memiliki kesehatan yang lebih buruk secara keseluruhan dan banyak masalah kesehatan kronis, seperti diabetes, masalah kardiovaskular, penyakit ginjal.
"Prevalensi konisi medis komorbiditas yang sangat tinggi inilah yang kemungkinan benar-benar menempatkan mereka pada risiko tinggi negatif Covid-19," jelas Volkow.
Tetapi banyak orang dengan penyakit mental, terutama yang serius, mungkin tidak menyadari risiko mereka sendiri. Jadi, penting bagi petugas kesehatan dan anggota keluarga untuk menyadari risiko Covid-19 yang dihadapi oleh penderita gangguan mental.
"Ini akan menjadi langkah pertama yang sangat penting untuk memastikan bahwa mereka mendapat vaksin Covid-19 dan kemudian mendapatkan booster," imbuh Li.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Benarkah Aborsi Bikin Wanita Gangguan Mental? Ini Faktanya Menurut Penelitian
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!