Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Studi baru yang terbit dalam Journal of Clinical Oncology meneliti keamanan dan imunogenisitas vaksin Covid-19 pada pasien kanker yang sedang dalam masa perawatan. Beberapa peserta studi juga menerima dosis vaksin booster.
"Kami melakukan penelitian ini karena hanya ada data terbatas tentang keamanan vaksin Covid-19 pada penderita kanker aktif. Tidak ada uji klinis prospektif yang dipublikasikan yang mencakup populasi pasien ini," ujar co-lead peneliti Justin Gainor.
Dari penelitian mereka diketahui bahwa kemoterapi memang sedikit mengurangi respons kekebalan, tetapi sebenarnya tidak sebanyak yang ditakuti pasien serta dokter pada awalnya.
Dalam studi ini, peneliti mengukur konsentrasi antibodi 1.001 pasien kanker terhadap SARS-CoV-2 dan titer netralisasi, yang menunjukkan seberapa baik antibodi memblokir virus memasuki sel.
Baca Juga
Titer antibodi dan titer netralisasi merupakan ukuran proksi yang berkolerasi dengan perlindungan terhadap Covid-19.
Para peneliti menemukan bahwa jenis vaksin yang diterima peserta merupakan faktor uatama dalam menginduksi respons imun.
Medical Xpress melaporkan pasien yang menerima vaksin Johnson & Johnson memiliki respons imun yang jauh lebih rendah daripada peserta yang menerima vaksin mRNA (Pfizer dan Moderna).
Meski respons imun pasien terhadap ketiga vaksin sedikit terganggu dibandingkan orang sehat, tetapi sebagian besar mereka masih memiliki resnpons yang cukup melindungi dari Covid-19 parah.
"Data kami menunukkan bahwa pasien dengan kanker harus menerima vaksin mRNA. Selain itu, pasien yang menerima vaksin J&J harus dipertimbangkan untuk dosis vaksin tambahan." tambahnya.
Booster vaksin juga aman dan dapat ditoleransi dengan baik serta menginduksi respons imun yang lebih tinggi.
"Efek samping vaksin yang dialami oleh pasien kanker mirip dengan yang dialami oleh kontrol sehat dan umumnya ringan atau sedang, yang harus meyakinkan pasien," tandas peneliti.
Langkah selanjutnya untuk penelitian ini mencakup eksplorasi mendalam tentang bagaimana pendekatan berbeda terhadap pengobatan kanker memengaruhi respons imun dan bagaimana vaksin dapat menghasilkan respons terhadap varian SARS-CoV-2 baru.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
-
Vaksin Booster Pfizer Diklaim Ampuh Cegah Gejala Covid-19 pada Balita
-
Vaksin Covid-19 Butuh Waktu untuk Bentuk Antibodi, Ahli: Jangan Suntik Mepet Mudik!
-
Orang Gangguan Jiwa dan Sudah Vaksin Covid-19 Tetap Berisiko Terinfeksi Virus Corona, Ini Sebabnya!
-
Olahraga Setelah Vaksin Covid-19 Apakah Boleh? Begini Kata Ahli
-
Peneliti: Tak Ada Hubungan antara Vaksin Covid-19 dan Bell's Palsy
-
Gejala Varian Omicron, Ini Perbedaannya Pada Orang yang Vaksinasi dan Tidak!
-
Benarkah Kekebalan dari Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Bertahan Lama?
-
Kasus Varian Omicron Melonjak, Perlukan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat?
-
Vaksinasi Terbukti Menurunkan Risiko Long Covid-19 dan Mempercepat Gejalanya