Kamis, 02 Mei 2024
Rosiana Chozanah : Jum'at, 22 Oktober 2021 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Para ahli masih berdebat tentang aktivitas fisik berat apa yang bisa menjadi faktor risiko penyakit amyotrophic lateral sclerosis atau ALS.

Tetapi, sebuah studi baru menunjukkan bahwa sebenarnya risiko itu tergantung pada jenis aktivitas berat apa yang dilakukan.

Berdasarkan Medical Xpress, ALS merupakan penyakit neurodegeneratif progresif langka yang mempengaruhi sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

Penderita ALS bisa kehilangan kemampuan untuk mengontrol gerakan otot, yang sering menyebabkan kelumpuhan total hingga kematian. Rentang hidup rerata setelah didiagnosis ALS adalah dua sampai lima tahun.

Studi yang terbit di Neurology edisi online pada Rabu (20/10/2021) menjelaskan bahwa aktivitas fisik yang berarti olahraga, tidak menjadi faktor risiko ALS.

Penderita ALS (Shutterstock)

"Namun, kami menemukan peningkatan risiko ketika kami melihat aktivitas fisik intens selama bekerja. Misalnya, pekerjaan seperti petani, pekerja di industri baja, atau tukang batu," kata penulis studi Angela Rosenbohm, MD, dari Universitas Ulm, Jerman.

Meski hasilnya tidak membuktikan jenis aktivitas fisik tersebut adalah penyebab ALS, hubungan itu bisa jadi karena aktivitas berat yang dilakukan secara berulang, atau bisa juga karena faktor lain seperti paparan bahan kimia atau polusi.

Dalam studi ini sebanyak 22% penderita ALS memiliki pekerjaan yang melibatkan aktivitas berat, dibandingkan 13% peserta yang tidak menderita ALS.

"Pesan di sini adalah bahwa olahraga ringan masih yang terbaik (untuk dilakukan), bahkan setelah gejala penyakit mulai muncul," kata Rosenbohm.

Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa peserta mungkin tidak akurat saat mengingat jenis dan intensitas aktivitas fisik mereka selama hidup.

BACA SELANJUTNYA

Hari Kidal Internasional: Mengapa Seseorang Bisa Jadi Kidal?