Jum'at, 03 Mei 2024
Rosiana Chozanah : Rabu, 13 Oktober 2021 | 18:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Penderita sembelit biasnaya mengalami gejala tinja keras, kental, atau sulit dikeluarkan, dan umumnya terjadi selama tiga hari hingga seminggu. Lalu, bagaimana jika sembelit dibarengi demam?

Menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS (MedlinePlus), demam merupakan respons terhadap penyakit atau infeksi.

Tubuh sedang mencoba membunuh bakteri atau virus dengan menciptakan suhu tinggi agar patogen sulit bertahan hidup. Peningkatan suhu ini juga mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar mulai bekerja.

"Jika Anda mengalami demam dan sembelit, Anda tidak boleh mendiagnosis diri sendiri," tutur Elana Maser, MD, asisten profesor gastroenterologi di Icahn School of Medicine, Mount Sinai.

Tetapi, ahli gastroenterologi Rudolph Bedford, MD, di Pusat Kesehatan Providence Saint John, Santa Monica, ada kemungkinan gejala ini muncul karena divertikulitis.

Sembelit (pixabay)

Berdasarkan Health, divertikulitis merupakan adanya infeksi atau peradangan pada divertikula, kantong kecil menonjol yang terbentuk di sepanjang usus besar.

Banyak orang memilikinya, yang disebut divertikulosis. Ini tidak menyebabkan masalah.

Selain demam, divertikulitis juga dapat menyebabkan rasa sakit di sisi kiri perut, yang bisa parah dan terjadi secara tiba-tiba, atau ringan tetapi rasa sakitnya meningkat seiring waktu. Beberapa orang juga mengalami mual dan muntah.

"Divertikulitis membutuhkan antibiotik untuk mengobati," jelas Bedford.

Untuk memastikan penyakit, dokter umumnya akan membuat Anda melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Bahkan, mungkin menyarankan untuk melakukan CT scan.

Intinya, apabila mengalami sembelit sekaligus demam, berarti biasanya ada masalah mendasar lainnya. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah tidak menunda pengobatan, segera periksakan ke dokter.

BACA SELANJUTNYA

Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung, Ini Mitos yang Masih Dipercaya Tentang HIV