Senin, 29 April 2024
Fita Nofiana : Jum'at, 06 Agustus 2021 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Gejala menstruasi yang paling dikenal mungkin adalah pramenstruasi sindrom (PMS), tapi taukah Anda soal PMDD?

Melansir dari Heathshots, premenstrual dysphoric disorder (PMDD) adalah bentuk PMS yang lebih parah. Kondisi ini bahkan bisa meyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, perasaan ingin bunuh diri, dan keputusasaan.

Semua perempuan tahu bahwa selain kembung dan kelelahan, suasana hati sering terganggu sebelum menstruasi. Jadi, jika Anda merasa bahwa PMSmembuat Anda merasa gelisah atau mudah tersinggung, maka Anda tidak sendirian. 

Tidak ada yang dapat menyangkal bahwa permainan hormonal yang menjadi ciri siklus menstruasi tidak hanya mempengaruhi kita secara fisik tetapi juga memiliki efek nyata pada kesehatan mental. Secara teknis, ini dikenal sebagai gangguan PMDD.

Ada saat-saat tertentu ketika suasana hati berubah karena PMS sangat parah dan dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari Anda. Dalam hal ini, Anda mungkin Anda mengalami versi PMS yang lebih agresif yang dikenal sebagai gangguan disforik pramenstruasi atau PMDD. 

Ilustrasi menstruasi. (Shutterstock)

Kondisi tersebut mempengaruhi sekitar 10 persen perempuan di tahun-tahun menstruasi mereka.

Efek fisik dari PMDD adalah kelelahan parah, sakit kepala, atau migrain. Mereka juga mengalami nyeri pada persendian, dan nyeri di payudara. 

Meski gejala fisik hampir sama dengan PMS, gejala PMDD lebih berefek kesehatan mental yang kadang sampai mempengaruhi kehidupan pribadi dan profesional Anda. M

asalah mental yang sering muncul adalah serangan kemarahan yang ekstrem hingga pikiran untuk bunuh diri. PMDD menyebabkan perubahan suasana hati tertentu yang memerlukan perhatian medis.

Penyebab pasti PMDD belum diketahui tetapi diyakini bahwa fluktuasi hormon selama siklus menstruasilah yang berpotensi mempengaruhinya.

Menstruasi (Shutterstock)

Memang normal jika kadar estrogen turun dan kadar progesteron meningkat setelah ovulasi dan sebelum Anda memulai menstruasi. 
Tapi, PMDD mungkin membuat tubuh Anda bereaksi secara tidak normal terhadap siklus normal ini.

Perubahan hormonal ini sering kali dapat memicu kekurangan serotonin yang sering disebut sebagai hormon bahagia. Tubuh dan otak kita membutuhkan serotonin untuk menstabilkan suasana hati, meningkatkan perasaan positif dan mengatur nafsu makan.

Yang membedakan PMDD dari gangguan mood lainnya atau PMS sederhana adalah waktu mulainya gejala dan berapa lama seseorang mengalaminya. Gejala-gejala ini dapat dimulai sedini dua minggu sebelum Anda menstruasi dan mulai menghilang hanya beberapa hari setelah menstruasi Anda

BACA SELANJUTNYA

Bolehkah Konsumsi Makanan Asam Saat Menstruasi? Ini Kata Dokter!