Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sudah banyak diketahui bahwa ada ungkapan bahwa memangku laptop bisa menyebabkan kanker atau masalah reproduksi. Padahal kemungkinan bukan kanker, namun semacam masalah kulit.
Menurut laman resmi Cancer Council Australia, bukti ilmiah saat ini menunjukkan tidak ada hubungan antara menggunakan komputer portabel (laptop) dan kanker. Sebagian besar teori tentang laptop dan kanker berhubungan dengan panas, radiasi elektromagnetik, atau radiasi dari jaringan nirkabel (WiFi).
"Satu teori menunjukkan bahwa pria yang menggunakan laptop di pangkuan mereka berisiko lebih besar terkena kanker testis karena panas di dekat skrotum yang dapat merusak sel," catat Cancer Council.
Sementara beberapa penelitian menunjukkan panas (dari berbagai sumber, bukan hanya laptop) dapat mempengaruhi sperma dan kesuburan pria, namun tidak ada penelitian yang menghubungkan panas dari laptop dengan kerusakan sel atau kanker.
Baca Juga
-
Alami Vagina Gatal? Coba Atasi dengan Empat Bahan Rumahan Berikut
-
Virus Corona Covid-19 vs Norovirus, Kenali Perbedaan Gejalanya!
-
Satu Orang India Meninggal Karena Flu Burung, Kenali Gejalanya!
-
Orang Vaksin Covid-19 Berisiko Kecil Sebarkan Virus Corona, ini Sebabnya!
-
Benarkan Orang yang Vaksin Covid-19 Masih Bisa Alami Long Covid-19?
-
Penting, 5 Cara agar Kolesterol Tak Melonjak Usai Santap Jeroan
Hanya saja, pernah ada kasus sindrom kulit panggang (kondisi kulit berbintik-bintik yang disebabkan oleh paparan panas jangka panjang) pada orang yang menggunakan laptop dengan bertumpu pada kaki mereka untuk waktu yang lama.
Beberapa mengklaim bahwa kerusakan tersebut berpotensi menyebabkan kanker kulit, tetapi tidak ada bukti untuk membuktikan hal ini.
Laptop, seperti banyak peralatan listrik lainnya menghasilkan medan listrik dan magnet, namun sebagian besar berada dalam rentang frekuensi yang sangat rendah.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kekuatan medan jauh di bawah pedoman batas paparan internasional dan tidak ada bukti ilmiah tentang efek kesehatan dari paparan tingkat rendah jangka panjang.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
-
Babe Cabita Idap Anemia Aplastik, Ketahui Bedanya dengan Leukimia
-
Pengidap Kanker Payudara Semakin Muda, Ingatkan Lagi Pentingnya Deteksi Dini Melalui Sadari dan Sadanis
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Cegah Kanker, Peneliti Sarankan Makan Pisang Setiap Hari!
-
Batuk Berdahak Tak Kunjung Sembuh, Ternyata Wanita Ini Idap Kanker Stadium Akhir
-
Kanker Tenggorokan dan Amandel Berkaitan Erat dengan Seks Oral, Waspadai Dampaknya!
-
Olivia Newton-John Meninggal Dunia Karena Kanker Payudara, Waspadai Gejala dan Penyebabnya!
-
Hati-hati, Peralatan Dapur Tertentu Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Hati!