Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Studi menunjukkan bahwa infeksi ulang Covid-19 kemungkinannya cukup kecil namun tetap berisiko. Hal ini dinyatakan dalam penelitian dari University of Missouri School of Medicine dan MU Health Care.
Melansir dari Medical Xpress, tinjauan terhadap lebih dari 9.000 pasien Amerika Serikat (AS) dengan infeksi Covid-19 parah menunjukkan bahwa hanya kurang dari 1 persen terinfeksi kembali. Infeksi ulang yang terjadi rata-rata 3,5 bulan setelah tes positif awal.
Para peneliti bekerja sama dengan MU Institute for Data Science and Informatics dan Tiger Institute for Health Innovation untuk meninjau data dari 62 fasilitas perawatan kesehatan AS. Mereka menemukan 63 dari 9.119 pasien (0,7 persen) dengan infeksi Covid-19 parah tertular virus untuk kedua kalinya dengan periode infeksi ulang rata-rata 116 hari.
Dari 63 yang terinfeksi ulang, dua (3,2 persen) meninggal. Pasien yang dikategorikan sebagai non-kulit putih memiliki risiko infeksi ulang yang lebih besar daripada pasien kulit putih.
Baca Juga
-
Sering Digunakan, Makeup Anti-Air Cenderung Mengandung Pemicu Kanker
-
Bukan Soal Usia, Ini Alasan Anda Sering Lupa Melakukan Sesuatu
-
Pernah Dengar Deodoran Picu Kanker Payudara? Simak Penjelasan Dokter
-
Baru Lagi, Vaksin Novavax Terbukti Efektif 90,4 Persen Lawan Virus Corona!
-
Tak Hanya Virus Corona, 3 Penyakit ini juga Harus Diwaspadai!
-
Masukkan Makanan ke Wadah Plastik, Amankah untuk Kesehatan?
"Analisis kami juga menemukan ketergantungan asma dan nikotin dikaitkan dengan infeksi ulang," kata pemimpin peneliti Adnan I. Qureshi, MD, seorang profesor neurologi klinis di MU School of Medicine.
"Namun, ada tingkat pneumonia, gagal jantung, dan cedera ginjal akut yang jauh lebih rendah yang diamati dengan infeksi ulang dibandingkan dengan infeksi awal," imbuhnya.
Qureshi mendefinisikan infeksi ulang dengan dua tes positif yang dipisahkan dalam interval lebih dari 90 hari setelah infeksi awal. Dia menganalisis data dari pasien yang menerima tes serial antara Desember 2019 hingga November 2020.
"Ini adalah salah satu studi terbesar dari jenisnya di AS, dan pesan penting di sini adalah bahwa infeksi ulang Covid-19 setelah kasus awal mungkin terjadi,dan durasi kekebalan yang diberikan oleh infeksi awal tidak sepenuhnya jelas," kata Qureshi.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!