Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Mutasi virus corona Covid-19 semakin banyak bermunculan. Sifat virus corona Covid-19 pun semakin sulit diprediksi, tetapi juga menyadarkan kita betapa mudahnya penyebaran virus tersebut.
Para ilmuwan dan ahli pun telah berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi pandemi virus corona Covid-19. Sampai sekarang, terapi antibodi monoklonal merupakan terapi pengobatan terbaru yang untuk merawat pasien virus corona ringan hingga sedang.
Antibodi monoklonal adalah klon dari antibodi yang menargetkan satu antigen spesifik. Antibodi ini dibuat secara artifisial di laboratorium dan mengikat protein lonjakan virus corona Covid-19, mencegahnya masuk ke sel-sel sehat dan melindungi tubuh.
Kebanyakan orang yang sembuh dari virus corona mengembangkan antibodi terhadap virus corona Covid-19. Para ilmuwan Times of India, telah menemukan bahwa antibodi ini bertahan setidaknya selama 5-7 bulan setelah infeksi.
Baca Juga
-
Menggoreng Pakai Air Fryer Dinilai Lebih Sehat, Benarkah?
-
Jangan Abaikan Bintik-Bintik Putih di Kuku, Bisa Jadi Tanda Suatu Penyakit!
-
Inggris Laporkan 2 Kasus Cacar Monyet, Kenali Gejala dan Pengobatannya!
-
Pandemi Covid-19 Belum Usai, Inggris Laporkan 2 Kasus Cacar Monyet!
-
Banyak yang Mengira Sama, Ini Perbedaan Sperma dan Air Mani
-
Bos Kejam Tak Cuma Merusak Mood, Tapi Juga Memperburuk Kesehatan
Tapi, apakah antibodi ini untuk mengobati pasien virus corona Covid-19?
Menurut laporan baru-baru ini, dua pasien virus corona Covid-19 di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di New Delhi diberikan obat antibodi monoklonal. Setelah terapi, mereka pulih dari penyakit dan dipulangkan dalam waktu 12 jam setelah diberikan dosis.
Sesuai siaran pers oleh rumah sakit, seorang petugas kesehatan berusia 36 tahun dengan demam tinggi, batuk, mialgia, kelemahan parah dan leukopenia diberikan REGCov2 (Casirivimab dan Imdevimab) pada hari keenam infeksi.
"Parameter pasien membaik dalam 12 jam dan dipulangkan," jelas laporan tersebut.
Meskipun terapi monoklonal ini nampaknya bekerja di antara pasien virus corona Covid-19. Tapi, terapi ini tidak dianjurkan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit karena infeksi virus corona yang parah.
Mereka yang mendapat dukungan perawatan oksigen kritis atau memiliki komorbiditas terkait non-Covid-19 lainnya tidak boleh diberikan obat koktail antibodi. Terapi ini hanya digunakan untuk mengobati kasus ringan hingga sedang untuk mengurangi kemungkinan rawat inap dan infeksi parah.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!
-
Gejala Awal Virus Corona Covid-19, Waspadai Rasa Sakit di 2 Bagian Tubuh Ini!
-
Hati-hati, 7 Perubahan ini Pada Kuku Bisa Jadi Gejala Virus Corona Covid-19
-
Virus Corona Covid-19 Juga Berdampak Buruk Pada Kesehatan Tulang, ini 3 Efeknya!
-
Kecuali Amerika dan Afrika, WHO Sebut Kasus Virus Corona Covid-19 Menurun Secara Global!
-
Ada Orang Belum Pernah Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Ahli Ungkap Penyebabnya!
-
Peneliti Temukan Infeksi Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Stroke Mata
-
Penelitian AS Temukan Virus Corona Covid-19 Bisa Memperburuk Asma Pada Anak