Selasa, 30 April 2024
Yasinta Rahmawati : Jum'at, 11 Juni 2021 | 10:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Tiba-tiba mendengar suara keras tentu menjadi hal yang tidak menyenangkan bagi siapa saja. Misalnya seperti alarm mobil yang tak kunjung berhenti atau sirine mobil ambulans. Namun jika hal tersebut menimbulkan rasa panik dan cemas, mungkin Anda mengalami apa yang disebut dengan fonofobia.

Orang dengan kondisi kesehatan mental ini merasakan stres dan kecemasan yang mendalam ketika mereka mengantisipasi suara keras. Mereka juga memiliki reaksi ekstrem terhadap suara keras.

Dilansir dari Healthline, fonofobia dapat terjadi pada usia berapa pun. Seperti semua fobia spesifik, penyebab pastinya tidak sepenuhnya dipahami.

Bisa jadi fonofobia disebabkan oleh faktor genetik. Orang dengan riwayat keluarga yang termasuk gangguan kecemasan mungkin lebih rentan terhadap kondisi ini.

Fonofobia juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal, seperti riwayat trauma masa kanak-kanak jangka panjang, atau insiden traumatis tunggal.

Ilustrasi mobil ambulans. (Pixabay)

Pada anak autis dan beberapa anak lain, peristiwa traumatis mungkin tampak ekstrem, tetapi sebenarnya tidak demikian. Misalnya, tiba-tiba mendengar semua orang dengan keras meneriakkan kejutan di pesta ulang tahun.

Seseorang dengan fonofobia mungkin mengalami gejala-gejala ini saat mendengar suara keras, baik saat terjadi atau setelahnya, yaitu:

  • Gelisah
  • Takut
  • Berkeringat
  • Sesak napas
  • Jantung berdebar atau peningkatan detak jantung
  • Nyeri dada
  • Pusing
  • Mual
  • Pingsan

Gejala fonofobia dapat membuat seseorang sulit menikmati kehidupan sehari-hari. Jika ketakutan akan suara keras terasa sangat mengganggu Anda, ada baiknya untuk menemui tenaga profesional seperti dokter, psikolog atau psikiater untuk membantu.

Dokter akan mendiagnosis kondisi dengan mengajukan pertanyaan tentang gejala dan pemicu kecemasan Anda. Riwayat medis, sosial, dan psikologis pun akan dibahas.

Perawatan terapeutik bisa sangat efektif untuk menghilangkan atau mengurangi reaksi fonofobia. Contohnya seperti terapi paparan dan terapi perilaku kognitif.

BACA SELANJUTNYA

Menulis Jurnal Setiap Hari Baik untuk Kesehatan Mental!