Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Studi menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami berat badan naik turun berisiko kena gangguan tidur. Hal ini dinyatakan oleh peneliti dari Columbia University. Ketika siklus penurunan dan kenaikan berat badan ini melewati ambang 10 pound atau 4,5 kilogram, maka siklus ini cenderung menempatkan wanita pada risiko gangguan tidur.
Melansir dari Healthshots, penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Cardiovascular Nursing.
"Riwayat siklus berat secara prospektif dikaitkan dengan beberapa ukuran tidur yang buruk, termasuk durasi tidur yang singkat, kualitas tidur yang lebih buruk, insomnia yang lebih besar, gangguan tidur yang lebih besar, dan disfungsi siang hari yang lebih besar," ujar Dr Brooke Aggarwal, EdD, MS, FAHA, dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons, New York.
Para peneliti menganalisis data pada 506 perempuan dengan usia rata-rata 37 tahun di mana terdaftar dalam proyek penelitian "Go Red for Women".
Baca Juga
-
Infeksi Jamur Kuning Lebih Bahaya, Ini Bedanya dengan Jamur Hitam dan Putih
-
Infeksi Jamur Hitam dan Jamur Putih: ini Gejala dan Penyebabnya!
-
Infeksi Jamur Kuning Lebih Berbahaya, Kenali Pemicu dan Pencegahannya!
-
Usai Heboh Jamur Hitam dan Jamur Putih, Kini Muncul Infeksi Jamur Kuning!
-
Yuk Banyak Jalan, Tambahan 1000 Langkah Kurangi 28 Persen Risiko Kematian
-
Kerusakan Otak: Dampak Buruk Jangka Panjang Minum Alkohol
Perempuan-perempuan tersbeut mewakili setiap tahap kehidupan dewasa, termasuk melahirkan anak, pramenopause, menopause, dan pascamenopause.
Setidaknya 72 persen perempuan melaporkan satu atau lebih episode siklus berat badan. Riwayat berat yang naik kemudian turun dievaluasi untuk kaitannya dengan berbagai masalah tidur, baik pada saat masuk penelitian dan pada kunjungan tindak lanjut satu tahun.
Analisis ini disesuaikan dengan faktor lain yang diketahui mempengaruhi riwayat berat badan perempuan termasuk riwayat kehamilan dan status menopause.
Setiap episode tambahan dari siklus berat dikaitkan dengan waktu tidur yang lebih pendek, kualitas tidur yang lebih buruk, waktu tidur yang lama, insomnia yang lebih parah, lebih banyak gangguan tidur, tidur yang kurang efisien, dan penggunaan obat tidur yang lebih sering.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Benarkah Suplemen Penurun Berat Badan Tidak Efektif? Begini Kata Ahli Gizi
-
Benarkah Suplemen Penurun Berat Badan Tidak Efektif? Begini Kata Ahli Gizi
-
Terobsesi Sehat, Mahasiswa Kedokteran Idap Anoreksia dan Berat Badan Hanya 30 Kg!
-
Berat Badan Baby Moana 2,5 Kilogram Saat Lahir, Mungkinkan Faktor Genetik?
-
Berat Badan Anak Ria Ricis 2,5 Kilogram Saat Lahir, Benarkah Tergolong Rendah?
-
Cara Menjaga Berat Badan Setelah Operasi Bariatrik, Pembedahan yang Dijalani Melly Goeslaw
-
Melly Goeslaw Bahagia Setelah Operasi Bariatrik, Bisakah Berat Badannya Naik Lagi?
-
Ingin Menambah BB? Konsumsi 4 Jenis Makanan Ini Secara Rutin!
-
Sedang Jalani Program Diet? Ini Tandanya Kamu Hanya Buang Energi dan Uang Saja
-
Jangan Langsung Berbaring setelah Makan, 4 Bahaya Ini Mengintai