Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Puskesmas menjadi salah satu fasilitas kesehatan primer yang memberikan fasilitas pencegahan Covid-19 dengan vaksinasi. Sayangnya, puskesmas mengalami kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang membuat terhambatnya berbagai layanan kesehatan lain.
Menurut Survei dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) yang dipresentasikan melalui webinar pada Selasa (5/5/2021), 86 persen responden penyatakan bahwa mereka masih menggunakan pegawai puskesmas untuk vaksinasi. Puskesmas dalam hal ini tidak mendapatkan bantuan relawan sehingga menggangu perawatan kesehatan reguler.
Pada Maret 2021 analisis situasi Orgnisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia juga menunjukkan terganggunya pelayanan kesehatan esensial seperti
HIV/AIDS, TB, Malaria, penyakit tropis, dan imunisasi sebagai akibat Covid-19. Hal ini mengindikasikan terbatasnya kemampuan puskesmas karena beban kerja yang meningkat selama pandemi.
Meski sebagian besar Puskesmas menyatakan ketersediaan logistik telah mencukupi, namun 47,3 persen responden mengaku bahwa hanya sebagian tenaga vaksinasi di puskesmas yang mendapatkan pelatihan. Hannya 40,8 persen responden mengaku sudah seluruh tenaga vaksinasi di puskesmas dilatih.
Baca Juga
-
Usai Sembuh, Mantan Pasien Covid-19 Perlu Jalani 7 Tes Kesehatan!
-
Usai Pulih dari Virus Corona Covid-19, Pasien Harus Jalani Tes Jantung!
-
Heboh Kasus Sate Sianida, Berapa Lama Racun Ini Bereaksi dalam Tubuh?
-
Amankah Merokok Setelah Suntik Vaksin Covid-19? Ini Kata Ahli!
-
Tidak Semua Benjolan pada Vagina Berbahaya, Ketahui Tandanya!
-
Cegah Virus Corona Covid-19, Begini Cara Mencuci Buah dan Sayuran!
"Mereka khawatir karena kurangnya tenaga vaksinator, ruangan, dan perlindungan tenaga kesehatan masih kurang," ujar Olivia Herlinda, Policy Director dari CISDI.
Selain itu, masih ada 20,7 persen responden yang mengakui Puskesmas tempat mereka bekerja tidak mempunyai tenaga yang terlatih dalam menangani Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Apapun hasil surveinya ini adalah masukkan buat kami pemerintah, jadi kita tahu hasil lapangan dan meningkatkan lagi kekuatan teman-teman terutama yang di Puskesmas," kata Plt Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes, dr Prima Yosephine.
"Jadi survei ini akan sangat bermanfaat bagi kami," imbuhnya.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
WHO: Wabah Cacar Monyet Bisa Dihentikan, Asalkan...
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!