Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Studi menyebutkan bahwa lansia dengan bakteri gusi tak seimbang lebih berisiko terkena demensia. Hal ini disebabkan karena mereka cenderung memiliki bukti amiloid-beta, biomarker utama untuk penyakit Alzheimer dalam cairan serebrospinal merek.
Melansir dari Healthshots, studi yang diterbitkan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia: Diagnosis, Assessment & Disease Monitoring ini menambah bukti yang berkembang tentang hubungan antara penyakit periodontal (penyakit gusi) dan Alzheimer. Penyakit periodontal menyerang 70 persen orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.
"Sepengetahuan kami, ini adalah studi pertama yang menunjukkan hubungan antara komunitas bakteri yang tidak seimbang di bawah garis gusi dan biomarker CSF penyakit Alzheimer pada orang dewasa yang lebih tua secara kognitif normal," kata Angela Kamer, DDS, PhD, profesor periodontologi di NYU College of Dentistry dan penulis utama studi.
"Mulut adalah rumah bagi bakteri berbahaya yang mendorong peradangan dan bakteri pelindung yang sehat. Kami menemukan bahwa memiliki bukti amiloid otak dikaitkan dengan peningkatan bakteri berbahaya dan penurunan bakteri menguntungkan," imbuhnya.
Baca Juga
-
Banyak Dikoleksi, 5 Jenis Tanaman Hias Ini Justru Buruk untuk Kesehatan!
-
Selain Pembekuan Darah, Vaksin AstraZeneca Diduga Picu Kelumpuhan Wajah
-
Vaksin AstraZeneca Tak Ampuh Lawan Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan
-
Waspada, Kurang Gerak Tingkatkan Risiko Keparahan dan Kematian Covid-19
-
Puasa Lancar Penuh Nutrisi, Hidangkan Menu Berikut saat Buka dan Sahur
-
Temuan Baru, Semprotan Hidung Bisa Bunuh Virus Corona 99 Persen
Penyakit Alzheimer ditandai oleh dua ciri protein di otak, yakni amiloid-beta yang menggumpal membentuk plak dan diyakini sebagai protein pertama yang disimpan di otak saat Alzheimer berkembang. Kedua adalah proein tau yang menumpuk di sel saraf dan membentuk kusut.
"Mekanisme tingkat akumulasi amiloid otak dan terkait dengan patologi Alzheimer rumit dan hanya dipahami sebagian. Penelitian ini menambahkan dukungan untuk pemahaman bahwa penyakit proinflamasi mengganggu pembersihan amiloid dari otak karena retensi amiloid di otak dapat diperkirakan dari kadar CSF," kata penulis senior studi tersebut Mony J. de Leon, EdD, profesor ilmu saraf dalam radiologi dan direktur Institut Pencitraan Kesehatan Otak di Weill Cornell Medicine.
Perubahan amiloid sering diamati beberapa dekade sebelum patologi tau atau gejala penyakit Alzheimer terdeteksi.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Waspada Kebisingan dari Lalu Lintas Tingkatkan Risiko Demensia
-
Lansia Mungkin Akan Mendapat Manfaat Vaksin TB untuk Covid-19
-
Australia Batasi Vaksin AstraZeneca Hanya untuk Lansia Usia 60 Tahun Lebih
-
Dokter: Banyak Serang Lansia, Katarak Cenderung Mudah Diatasi
-
Ajak Lansia Tetap Aktif, KALBE Nutritionals Perkenalkan Entrasol Platinum
-
Cegah Demensia di Masa Tua, Lakukan 5 Rutinitas Berikut Sejak Muda
-
Alami Masalah Pendengaran dan Penglihatan Tingkatkan Risiko Demensia Lansia
-
Studi: Tidur Kurang dari Lima Jam Melipatgandakan Risiko Demensia
-
Studi: Darah Tinggi Tak Terawat pada Lansia Tingkatkan Risiko Alzheimer
-
Sering Minum Teh Baik untuk Kesehatan Lansia, Ini Manfaatnya!