Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Penelitian dari Universitas Lund di Swedia menunjukkan bahwa Alzheimer mungkin lebih cepat berkembang pada perempuan. Studi tersebut telah diterbitkan pada jurnal Brain.
Melansir dari Healthshots, penelitian menunjukkan bahwa protein Tau dan beta-amyloid adalah dua protein yang diketahui berkumpul dan menumpuk di otak pada pasien penderita Alzheimer.
Protein pertama yang berkumpul di Alzheimer adalah beta-amiloid. Perempuan dan pria sama-sama dipengaruhi oleh tahap penyakit pertama dan analisis tidak menunjukkan adanya perbedaan dalam akumulasi beta-amiloid.
Disfungsi memori muncul kemudian saat Tau mulai menumpuk. Dalam hal ini, perempuan lebih cepat mengakumulasikan Tau daripada pria, sehingga meningkatkan pertumbuhan penyakit Alzheimer lebih cepat.
Baca Juga
-
Berhubungan Seks Setiap Hari, Adakah Risikonya?
-
Hati-Hati, 3 Reaksi Alergi Ini Efek Samping Lain Virus Corona Covid-19
-
Studi Baru: Pola Tidur Buruk Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona
-
Jangan Abaikan Pentingnya Cuci Tangan Usai Pakai Toilet, Ini Bahayanya!
-
Waspadai Kemerahan di Area Suntikan, Bisa Jadi Efek Samping Vaksin Covid-19
"Tingkat akumulasi Tau sangat bervariasi antara individu dengan jenis kelamin yang sama, tetapi di lobus temporal yang dipengaruhi oleh penyakit Alzheimer kami menemukan tingkat akumulasi 75 persen lebih tinggi pada perempuan sebagai kelompok dibandingkan dengan pria," jelas Ruben Smith, penulis pertama penelitian.
Akumulasi Tau lebih cepat pada pasien yang sudah memiliki akumulasi patologis beta-amiloid dan berada pada fase awal penyakit.
"Langkah selanjutnya adalah memeriksa mengapa akumulasi ini lebih cepat pada perempuan," kata Sebastian Palmqvist, peneliti yang bertanggung jawab atas penilaian kognitif pasien.
Studi tersebut belum menyelidiki alasan tingkat akumulasi Tau yang lebih tinggi pada wanita.
"Studi kami dengan kuat menunjukkan bahwa penyebaran Tau yang lebih cepat membuat perempuan lebih rentan mengembangkan demensia karena patologi Alzheimer dibandingkan pria. Studi eksperimental di masa depan akan menjadi penting untuk memahami alasan di balik ini," imbuh para peneliti.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Termasuk Gangguan Perilaku Seksual, Kenali Tanda Perempuan Hiperseks
-
Faktor Risiko Demensia, dari Tekanan Darah Hingga Terbatasnya Interaksi Sosial
-
Sebelum Hamil Calon Ibu juga Harus Menjaga Asupan Nutrisi, Cegah Stunting!
-
Waduh, Virus Corona Covid-19 Bisa Picu Alzheimer Lho!
-
Banyak Penderita Penyakit Alzheimer dan Demensia Kekurangan Vitamin D
-
Anak Perempuan Obesitas Lebih Berisiko Kembangkan Penyakit Kardiovaskular
-
Cegah Alzheimer Saat Lansia, Yuk Rutin Konsumsi Kemangi!
-
3 Pekerjaan Rumah Ini Bisa Bantu Atasi dan Cegah Demensia
-
Prediksi WHO: Pengidap Demensia di Dunia Bisa Bertambah hingga 139 Juta
-
Bagi Perempuan, Tumbuh Rambut di Dagu Bisa Jadi Tanda Kondisi Kesehatan