Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Persoalan psikologis termasuk berduka bisa berpengaruh pada kesehatan secara fisik. Rasa duka memang utamanya akan menyerang psikis, namun kondisi ini bisa berpengaruh pada kesehatan fisik.
"Ini psikologis, tetapi memengaruhi orang secara fisik," Dr. Katherine Shear, profesor psikiatri di Sekolah Pekerjaan Sosial Universitas Columbia di New York.
Sebuah studi tahun 2014 di JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa dalam 30 hari setelah kematian pasangannya, orang yang berusia 60 tahun ke atas memiliki risiko dua kali lipat mengalami stroke atau serangan jantung dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami kehilangan tersebut.
Sementara studi 2012 di jurnal American Heart Association Circulation menunjukkan bahaya serangan jantung paling tinggi terjadi dalam 24 jam pertama setelah kematian orang yang dicintai.
Baca Juga
-
Seks Oral Lebih Berbahaya bagi Pria, Simak Fakta Berikut
-
Tinggi Asam Lemak, Makan Ikan 2 Kali Seminggu Minimalisir Penyakit Jantung
-
Waspada, Paparan Asap Rokok Tembakau Tingkatkan Risiko Tekanan Darah Anak
-
Belajar dari Hipospadia Aprilia Manganang, Pahami Cara Pencegahannya!
-
Aprilia Manganang Dinyatakan Laki-Laki karena Hipospadia, Ini Penjelasannya
-
Waspada, Gejala Covid-19 Jangka Panjang Lebih Banyak Terjadi pada Perempuan
Penelitian lain mengaitkan kesedihan dengan gangguan tidur, perubahan sistem kekebalan, dan risiko pembekuan darah.
Dr. Lisa M. Shulman, profesor neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Baltimore mengatakan sebagian besar efek fisik dari kesedihan berasal dari cara otak kita merespons.
"Stres dari kematian orang yang dicintai mengguncang identitas pribadi kita, pandangan kita tentang bagaimana kita cocok dengan dunia,"kata Shulman.
Kedengarannya seperti masalah filosofis, tetapi otak dibangun untuk melihat ancaman eksistensial sebagai ancaman bagi keberadaan kita. Hal ini memicu apa yang kebanyakan orang kenal sebagai respons "lawan atau lari" di mana hormon stres mengalir ke seluruh tubuh.
"Jantung Anda bisa mulai berdegup kencang, tekanan darah Anda meningkat, laju pernapasan Anda meningkat, Anda menjadi berkeringat," kata Shulman.
"Seseorang yang mengalami kehilangan traumatis, mungkin merasakan respons seperti itu ketika mereka memasuki restoran yang mengingatkan mereka pada orang yang mereka cintai atau bahkan ketika seseorang membicarakannya dalam percakapan," imbuhnya.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Diagnosis Depresi Sejak Dini Itu Penting!
-
Stres dan Depresi Itu Berbeda, Kenali Ciri-cirinya!
-
Jaga Kesehatan Fisik dan Mental, Yuk Lakukan 7 Bentuk Perawat Diri Berikut
-
Penelitian: Pendidikan Anak Berpengaruh pada Kesehatan Orangtua
-
Bakteri Dalam Usus Memengaruhi Rasa Takut Bayi Terhadap Ancaman, Kok Bisa?
-
Bermanfaat untuk Kesehatan Fisik dan Mental, Yuk Kunjungi Taman Kota
-
Sering Punya Beban Ganda, Ini 6 Tips Jaga Fisik dan Mental Perempuan Karir
-
Kecemasan Tak Hanya Serang Mental, 8 Bagian Tubuh Ini Bisa Kena Imbasnya
-
Waspada, Stres Masalah Keuangan Berefek pada Kesehatan Fisik di Masa Tua
-
Studi: Masalah Mental Anak Tingkatkan Risiko Penyakit Fisik di Masa Depan