Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech tampaknya bukan hanya mencegah Covid-19 parah dan bergejala, namun juga mencegah infeksi Covid-19 tanpa gejala atau asimptomatik. Hal ini dinyatakan dalam sebuah tinjauan catatan kesehatan Israel.
Melansir dari Medpage Today, sebuah studi kasus kontrol besar yang melibatkan lebih dari satu juta orang untuk menguji perkiraan efektivitas vaksin Pfizer.
Efektivitas vaksin Pfizer dalam uji Israel adalah 46 persen pada hari ke 14 hingga 20 setelah satu dosis vaksin.
Sementara efektivitas meningat jadi 92 persen setidaknya 7 hari setelah dosis kedua. Hasil tersebut dilaporkan oleh Ran Balicer, MD, PhD dan rekan penelitian dari Clalit Health Services di Tel Aviv.
Baca Juga
-
Bantu Pemerintah, Halodoc Buka Layanan Vaksinasi Gratis Drive Thru
-
Vaksin Johnson & Johnson Dapat Izin Penggunaan Darurat dari FDA
-
Ingin Menurunkan Berat Badan? Coba Konsumsi 4 Minuman Herbal Berikut
-
Meski Biasanya Tak Parah, 3 Gejala Covid-19 Anak Berikut Perlu Diwaspadai
-
Studi: Asupan Karbohidrat Kualitas Rendah Tingkatkan Risiko Stroke
-
Studi Sebut Olahraga Bisa Ringankan Migrain akibat Stres
-
Berbeda Gejala dan Penyebabnya, Kenali 3 Jenis Sakit Kepala Ini!
Menggunakan proxy untuk infeksi tanpa gejala, mereka memperkirakan 29 persen kemanjuran vaksin pada hari ke 14 hingga 20 setelah dosis pertama untuk infeksi tanpa gejala dan 90 persen pada 7 hari atau lebih setelah dosis kedua. Penelitian telah diterbitkan pada New England Journal of Medicine.
Penulis penelitian mendefinisikan infeksi tanpa gejala sebagai infeksi yang dikonfirmasi oleh PCR tanpa laporan gejala selama rujukan dan pemeriksaan awal dengan dokter.
Dari 20 Desember 2020 hingga 1 Februari 2021, semua individu yang baru divaksinasi dicocokkan dengan kontrol yang tidak divaksinasi berdasarkan variabel yang terkait dengan kemungkinan vaksinasi atau tingkat keparahan Covid-19.
Secara keseluruhan, 596.618 orang dicocokkan dengan kontrol yang tidak divaksinasi yang cenderung lebih muda dan memiliki kondisi kronis lebih sedikit. Usia rata-rata peserta adalah 45 tahun.
Sekitar 57 persen tidak memiliki faktor risiko penyebab keparahan Covid-19. Sekitar sepertiganya kelebihan berat badan, 17 persen menderita hipertensi, dan 5 persen menderita asma.
Perkiraan efektivitas vaksin setidaknya 7 hari setelah dosis kedua adalah 94 persen untuk gejala penyakit Covid-19, 87 persen untuk rawat inap, dan 92 persen untuk Covid-19 parah.
Untuk mencegah kematian terkait Covid-19, perkiraan efektivitas vaksin adalah 72 persen pada 14 hingga 20 hari setelah dosis pertama.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
Waspada, Virus Monkeypox Bisa Menular Walau Tidak Ada Gejala
-
Studi Baru: Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Sebenarnya Tidak Meningkatkan Penyebaran
-
CDC Izinkan Remaja 12-15 Tahun Dapat Suntikan Booster Vaksin Pfizer
-
Suntikan Booster Vaksin Pfizer Bisa Picu Limfadenopati, Apa Itu?
-
Suntikan Booster Vaksin Pfizer Bisa Picu Efek Arthralgia, Apa Itu?
-
CDC Rekomendasikan Vaksin Pfizer untuk Anak Usia 5-11 Tahun
-
Suntikan Booster Vaksin Pfizer, Ini Satu Efek Samping Paling Sering Terjadi
-
Peneliti Sebut Suntikan Booster Vaksin Pfizer Bisa Beri Kekebalan Penuh
-
Peneliti: Vaksin Pfizer Dosis Rendah 90 Persen Efektif untuk Anak-anak
-
Peneliti: Campuran 2 Jenis Vaksin Covid-19 Picu Efek Samping Lebih Banyak