Jum'at, 29 Maret 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Senin, 22 Februari 2021 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Antibodi yang terbentuk setelah seseorang terinfeksi suatu pantogen membantunya melawan penyakit tersebut dan mencegah terjadinya infeksi ulang.

Pantogen itu pun menjadi sulit untuk menyebabkan infeksi, setidaknya untuk beberapa waktu tergantung pada lamanya antibodi itu bertahan.

Pada kasus virus corona Covid-19, awalnya ditemukan bahwa antibodi dari virus serupa bisa memberikan Anda perlindungan terhadap SARS-CoV-2. Tapi, sebuah studi baru menunjukkan hasil sebaliknya.

Menurut studi baru tersebut, antibodi flu biasa mungkin tidak akan melindungi Anda dari infeksi virus corona Covid-19.

Penelitian ini dilakukan di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania, yang diterbitkan di Journal Cell. Studi ini mengevaluasi sampel darah ratusan orang sebelum pandemi virus corona untuk menemukan antibodi terhadap virus corona musiman.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Studi itu menemukan sekitar 20 persen orang yang memiliki antibodi terhadap virus corona musiman. Antibodi ini bisa mengikat virus penyebab flu dan SARS-CoV-2 yang menyebabkan virus corona Covid-19.

Antibodi ini tidak dikaitkan dengan hasil yang lebih baik pada orang yang terinfeksi virus corona di kemudian hari. Para peneliti juga menemukan bahwa antibodi flu biasa ini mungkin tidak melindungi anak-anak dari infeksi virus corona parah, seperti klaim hipotesis sebelumnya.

Seberapa sering anak-anak terinfeksi virus dan seberapa mudah mereka menyebarkan infeksi virus juga masih menjadi perdebatan.

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak dan orang dewasa memiliki tingkat antibodi yang sama untuk virus corona musiman, yang juga disebut CoV.

Hal ini menyiratkan bahwa antibodi CoV tidak bisa melindungi seseorang dari infeksi virus corona Covid-19 parah, khususnya pada anak-anak.

"Kami menemukan bahwa banyak orang memiliki antibodi yang bisa mengikat SARS-CoV-2 sebelum pandemi, tapi antibodi ini tidak bisa mencegah infeksi," kata pemimpin studi Scott Hensley, profesor mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania dikutip dari Times of India.

Hensley menambahkan ada kemungkinan sel B dan sel T memori yang sudah ada bisa memberikan beberapa tingkat perlindungan atau setidaknya mengurangi keparahan infeksi virus corona, meskipun antibodi dari infeksi flu biasa tidak bisa mencegah atau melindungi seseorang dari infeksi virus corona.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut