Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksikan bahwa pandemi virus corona Covid-19 masih tetap berada dalam kondisi buruk di enam bulan mendatang. Hal ini dinyatakan oleh Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk Covid-19 pada Rabu (6/1/2020).
Melansir dari Medical Xpress, Van Kerkhove mengatakan bahwa di banyak negara, situasi pandemi mulai terlihat sangat mengkhawatirkan dan akan menjadi lebih buruk.
"Beberapa negara benar-benar mengalami penularan yang sangat intens, terutama di Eropa dan Amerika Utara dengan beberapa angka yang sangat menakutkan dalam hal kasus, rawat inap, dan masuk ke unit perawatan intensif," kata Van Kerkhove.
"Pencampuran sosial rumah tangga selama periode Natal dan Tahun Baru akan menghasilkan peningkatan lebih lanjut dalam jumlah kasus pada Januari," imbuhnya.
Baca Juga
-
Varian Virus Corona Nigeria Picu Gejala Parah, Ini Kata Ahli Virologi!
-
Rekomendasi WHO, Dua Dosis Vaksin Pfizer Diberi Jeda 21-28 Hari
-
Studi: Mungkin Kemoterapi Tidak Dibutuhkan Pasien Kanker Payudara Tertentu
-
Studi Ungkap Alasan Orang Obesitas Alami Covid-19 Parah
-
Sering Konsumsi Yogurt Bisa Mengurangi Risiko Kanker Usus di Masa Depan!
-
Rentan Terinfeksi & Hampir Punah, Ratusan Musang Disuntik Vaksin Covid-19
Menurut Van Kerkhove, pihaknya kini mulai melihat angka peningkatannya dan akan melihat peningkatan di beberapa minggu mendatang.
"Di banyak negara, kami akan melihat situasinya yang menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," ujar Van Kerkhove.
Michael Ryan, direktur darurat WHO mengatakan bahwa ada gelombang harapan ketika vaksin mulai tersedia, tetapi orang tidak bisa bernapas lega dan mengurangi kewaspadaan terhadap penyakit tersebut.
"Kita semua menjalani tahun ini dengan pertempuran yang sangat, sangat panjang," katanya. "Kita punya tiga atau enam bulan lagi jalan sulit dan berat di depan kita. Tapi kita pasti bisa melakukannya," imbuhnya.
Adapun mutasi baru dari virus yang terdeteksi di Inggris dan Afrika Selatan, menurut Van Kerkhove meskipun tampaknya ada peningkatan dalam penularan, tidak ada perubahan yang jelas dalam tingkat keparahan penyakit.
Ryan juga menegaskan bahwa tidak ada indikasi bahwa mutasi akan memengaruhi efektivitas vaksin yang telah dikembangkan. "Kalaupun ada perubahan itu, relatif mudah untuk mengubah vaksin," imbuhnya.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
WHO: Wabah Cacar Monyet Bisa Dihentikan, Asalkan...
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!
-
Gejala Awal Virus Corona Covid-19, Waspadai Rasa Sakit di 2 Bagian Tubuh Ini!
-
Peneliti Temukan Varian Omicron Berisiko Kecil Sebabkan Long Covid-19, Kok Bisa?
-
Waspada dengan Varian Virus Corona Ini, Lebih Berisiko Menyebabkan Long Covid!