Jum'at, 19 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Rabu, 25 November 2020 | 21:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Hasil uji coba vaksin Oxford terbukti efektif 70 persen dalam pemberian dosis tunggal. Sedangkan, pemberian vaksin Oxford dalam dosis tertentu justru lebih efektif mencegah virus corona Covid-19.

Vaksin Oxford ini justru 90 persen lebih efektif jika diberikan dalam dosis setengah. Kemudian, suntikan vaksin kedua diberikan dalam dosis yang lebih besar.

Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti Universitas Oxford menemukan vaksin virus corona Covid-19 itu bisa diluncurkan pertama kali dalam dosis setengah.

"Dengan memberikan dosis pertama yang lebih kecil, kami mempersiapkan tanggapan kekebalan yang lebih baik untuk merespons. Kami masih belum tahu perbedaannya ada pada kualitas atau kuantitas respons imun. Kami masih bekerja untuk memahaminya," jelas Profesor Andrew Pollard, direktur kelompok vaksin dikutip dari Mirror UK.

Profesor Sarah Gilbert, arsitek vaksin berpendapat vaksin Oxford ini mungkin lebih baik dalam meniru apa yang terjadi pada infeksi nyata. Jadi, memberikan dosis kecil di awal dan ditambah dalam jumlah lebih besar pada tahap selanjutnya bisa memicu respons kekebalan yang terbaik.

Ilustrasi vaksin (pixabay.com)

Menurut Pam Cheng, wakil presiden eksekutif operasi global di AstraZeneca mengatakan pemberian setengah dosis vaksin Oxford di awal juga bisa mempermudah peluncuran vaksin lebih cepat.

"Kami memiliki pilihan untuk bisa memasok setengah dosis atau penuh. Karena ini, tidak memengaruhi rantai pasokan," jelasnya.

Ms Cheng mengatakan bahwa AstraZeneca akan memiliki 200 juta dosis vaksin kandidatnya yang dikembangkan oleh Universitas Oxford pada akhir tahun 2020, dengan 700 juta dosis siap secara global pada akhir kuartal pertama tahun 2021.

Dia juga menambahkan bahwa 20 juta dosis akan tersedia di Inggris pada akhir tahun 2020 dan 70 juta dosis untuk Inggris akan tersedia di akhir 2021.

BACA SELANJUTNYA

Kecuali Amerika dan Afrika, WHO Sebut Kasus Virus Corona Covid-19 Menurun Secara Global!