Rabu, 24 April 2024
Yasinta Rahmawati : Rabu, 11 November 2020 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Harapan mengatasi angka kematian dan infeksi Covid-19 dirasakan dengan adanya vaksin baru yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan mitra Jerman BioNTech.

Namun butuh waktu lama untuk vaksin itu tiba dan disebarluaskan. Pihak berwenang berharap, setelah musim dingin berlalu vaksin akan menekan laju wabah lebih lanjut tahun depan.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada hari Senin mengatakan Uni Eropa akan segera menandatangani kontrak untuk 300 juta dosis vaksin, hanya beberapa jam setelah pembuat obat tersebut mengumumkan uji coba tahap akhir.

Namun para ahli kesehatan memperingatkan bahwa jika vaksin Pfizer disetujui, karena materi genetiknya maka perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius atau di bawahnya.

Sementara itu memasuki musim dingin, sejumlah negara Eropa khawatir angka kematian dan jumlah infeksi virus corona penyebab sakit Covid-19 akan terus meningkat.

Tercatat, angka kematian akibat Covid-19 di Eropa dari situs Worldometers mencapai 301.648 jiwa.

Eropa menjadi benua ketiga terbanyak dalam jumlah kematian akibat Covid-19, setelah Amerika Utara dan Amerika Selatan dengan 10,63 juta kasus infeksi. Sementara wilayah Amerika Utara memiliki 12,51 juta kasus dan Amerika Serikat dengan 10,5 kasus.

Selama seminggu terakhir, rata-rata kasus bertambah sebanyak 280 ribu per hari, naik 10 persen dari minggu sebelumnya dan menyumbang lebih dari setengah jumlah infeksi baru yang dilaporkan secara global.

Inggris memiliki jumlah kematian tertinggi di Eropa sekitar 49.770 jiwa dan para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa dengan rata-rata saat ini lebih dari 20.000 kasus setiap hari, negara itu akan mencapai situasi kasus terburuk dengan capaian angka kematian hingga 80.000 jiwa, dikutip dari Channel News Asia.

Perancis, Spanyol, Italia, dan Rusia juga melaporkan ratusan kematian setiap hari. Dari kelima negara tersebut menyumbang hampir tiga perempat dari total kematian.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut