Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Covid-19 bisa menimbulkan berbagai jenis kerusakan pada jantung. Untuk mengetahui detailnya, peneliti telah mengidentifikasi berbagai jenis cedera struktural pada jantung pasien Covid-19 yang mengalami pembekuan darah dan serangan jantung.
Melansir dari Times of India, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiolog ini menyebutkan bahwa kelainan pada jantung terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi di antara pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
"Kami menemukan bahwa di antara pasien Covid-19 yang menjalani ekokardiografi transthoracic, kelainan struktur jantung mereka beragam dan terjadi pada hampir dua pertiga pasien," jelas penulis studi, Gennaro Giustino dari The Mount Sinai Hospital.
Menurut penelitian tersebut, rata-rata usia pasien yang mengalami kondisi tersebut berusia antara 63 tahun di mana 67,2 persen di antaranya adalah laki-laki.
Baca Juga
-
Waspada Diabetes, Obat Kumur dan Urutan Kelahiran Bisa Jadi Risiko
-
Jaga Kesehatan Tubuh, 5 Makanan Sehat Ini Efektif Usir Racun di Hati
-
Usai 18 Jam Kematian, Jasad Pasien Covid-19 Masih Bisa Tularkan Virus
-
Berhenti Minum Soda Bikin Tubuh Rasakan 4 Perubahan Besar Ini!
-
Manfaat Micellar Water Selain Membersihkan Wajah, Bisa Obati Jerawat!
-
Kenali, Begini 4 Tanda Nyeri Menstruasi Sudah Tidak Normal
Tercatat bahwa 190 dari 305 pasien memiliki bukti kerusakan jantung 118 di antaranya mengalami kerusakan jantung pada saat masuk rumah sakit, dan 72 mengalami cedera jantung selama dirawat di rumah sakit.
Sebanyak 26,3 persen pasien mengalami disfungsi di bilik ventrikel kanan jantung, 23,7 persen memiliki kelainan gerakan dinding ventrikel kiri regional, 18,4 persen peradangan jantung, sementara 13,2 persen memiliki disfungsi diskolatik jantung, dan 7,2 persen mengalami kelebihan caira di jantung.
"Oleh karena itu, deteksi dini kelainan struktural mungkin bisa memandu perawatan yang lebih tepat, termasuk antikoagulasi dan pendekatan lain untuk pasien rawat inap dan pasca rawat inap," kata rekan penulis studi Valentin Fuster dari Rumah Sakit Mount Sinai, Amerika Serikat.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!