Kamis, 25 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Selasa, 13 Oktober 2020 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Di masa-masa dingin seperti ini, vaksinasi flu merupakan pertahanan terbaik untuk melindungi tubuh dari virus influenza. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pun merekomendasikan setiap orang untuk mendapatkannya setiap tahun.

Namun, seperti beberapa orang yang alergi serbuk bunga, ada juga orang yang alergi terhadap vaksin. Meski ini jarang terjadi.

Risiko alergi parah terhadap vaksin apa pun, termasuk vaksin influenza, adalah 1,3 banding sejuta. Orang dengan alergi telur paling berisiko mengalaminya.

Di sisi lain, ada juga orang yang alergi terhadap pengawet vaksin. Tetapi ini lebih jarang lagi terjadi.

Seseorang yang alergi vaksin, kemungkinan akan mengembangkan gejala ini:

  • Wajah membengkak, terutama di sekitar mata dan mulut.
  • Merasa lemah.
  • Pusing.
  • Pucat.
  • Detak jantung cepat.
  • Hives.
  • Sulit bernapas.

 

Ilustrasi vaksinasi (Sumber: Shutterstock)

Alergi telur dan vaksinasi influenza

"Alasan paling umum untuk reaksi alergi parah terhadap vaksinasi flu adalah alergi telur. Meskipun tidak ada telur dalam komponen aktif vaksin, suntikan dan semprotan hidung dibuat dengan sedikit protein telur," kata Ryan Steele, DO, ahli alergi-imunologi bersertifikat dan internis di Yale Medicine.

Tetapi hanya karena seseorang alergi telur, tidak berarti dirinya harus menghindari vaksinasi sepenuhnya, lanjut Steele.

CDC mengatakan harus tetap mendapatkan vaksinasi flu apabila:

- Memiliki beberapa gejala alergi telur, tetapi tetap bisa makan telur yang dimasak sebentar, seperti telur orak-arik, tanpa reaksi.

- Hanya mengalami gatal-gatal setelah makan telur, tanpa mengalami gejala lainnya.

CDC menekankan pentingnya vaksinasi di bawah pengawasan cermat dari penyedia layanan kesehatan dalam pengaturan medis jika:

- Memiliki reaksi serius terhadap makan telur, seperti gangguan pernapasan, pusing, bengkak di bawah kulit (angioedema), atau muntah yang berulang.

- Membutuhkan EpiPen atau bantuan medis darurat setelah makan telur.

BACA SELANJUTNYA

Studi Baru Sebut Virus Influenza Bisa Menyebar Lewat Partikel Debu