Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Studi Jepang menunjukkan bahwa penggunaan face shield tanpa masker adalah hal yang sia-sia dalam menghalangi virus corona Covid-19. Studi ini dilakukan oleh pusat penelitian yang didukung oleh pemerintah Jepang.
Melansir dari Health, pusat penelitian Riken yang didukung pemerintah di Kobe, Jepang melakukan penelitian menggunakan Fugaku, superkomputer tercepat di dunia.
Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa hampir 100 persen tetesan udara berukuran kurang dari 5 mikrometer lolos melalui face shield. Selain itu, sekitar setengah dari tetesan berukuran 50 mikrometer juga masih bisa masuk dan keluar face shield.
Makoto Tsubokura, pemimpin tim di Riken sangat merekomendasikan penggunaan masker sebagai pengganti face shield atau pelindung wajah plastik untuk menghalangi virus.
Baca Juga
-
Sering Lapar Tengah Malam? Cek 10 Kemungkinan Penyebabnya!
-
10 Manfaat Kesehatan Buah Mangga, Cegah Anemia hingga Kanker!
-
Ingin Menurunkan Risiko Serangan Jantung? Lakukan Olahraga Aerobik!
-
Inggris Uji Efektivitas Vaksin, Relawan akan Sengaja Ditulari Virus Corona
-
WHO: 4 Penyakit yang Disebabkan Air Banjir, Termasuk Hepatitis A
-
Meski Banyak Nutrisinya, Pisang Bisa Bikin Sakit Perut pada Orang Tertentu
“Dilihat dari hasil simulasi, sayangnya efektivitas pelindung wajah dalam mencegah penyebaran tetesan dari mulut orang yang terinfeksi masih terbatas dibandingkan dengan masker,” katanya kepada Guardian.
Tsubokura menyarankan agar orang-orang tetap mengenakan masker meski pakai face shield.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga tetap merekomendasikan mengenakan masker kain untuk menekan penyebaran virus corona Covid-19.
Pejabat kesehatan di Kansas juga telah melaporkan temuan serupa. Menurut mereka, beberapa wilayah yang menetapkan wajib mengenakan masker tidak mengalami kenaikan kasus yang signifikan.
"Semua perbaikan dalam pengembangan kasus berasal dari negara-negara yang memakai masker," kata Dr. Lee Norman, salah satu pejabat kesehatan Kansas pada konferensi pers.
Terkini
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
- Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
- 5 Tanda Kekurangan Vitamin D, Rambut Rontok Termasuk
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!