Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Perceraian orangtua yang dialami anak saat masih kecil menimbulkan risiko rendahnya hormon oksitosin saat dewasa. Hal ini dinyatakan pada sebuah penelitian yang disusun oleh para peneliti dari Baylor University.
Melansir dari Medical Xpress, oksitosin disekresikan di otak dan dilepaskan ketika seseorang mengalami pengalaman ikatan yang berhubungan dengan kasih sayang. Homon oksitosin juga terkait dengan rasa keterkaitan, kecemasan, dan kasih sayang.
"Sejak tingkat perceraian di masyarakat kita mulai meningkat, ada kekhawatiran tentang efek perceraian pada anak-anak," kata penulis utama Maria Boccia, Ph.D., profesor studi anak dan keluarga dari Baylor University.
"Oksitosin adalah hormon saraf yang penting dalam mengatur perilaku," imbuhnya.
Baca Juga
-
500 Ribu Lebih Anak di AS Terinfeksi Virus Corona, Banyak dari Kulit Hitam
-
Kurangi Begadang, Insomnia Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2!
-
Akibat Pandemi, Masalah Kesehatan Mulut Semakin Beragam Termasuk Gigi Retak
-
Hypoactive Sexual Desire Disorder, saat Wanita Kehilangan Hasrat Seksual
-
Yuk Jalan Kaki, Bisa Tangkal Kematian akibat Berbagai Penyakit
-
Peneliti Inggris: Ada 3 Gejala Utama pada Anak yang Terinfeksi Covid-19
Para peneliti dalam studi ini meneliti pengaruh pengalaman perceraian orangtua pada anak-anak. "Apa yang kami temukan adalah bahwa oksitosin secara substansial lebih rendah pada orang yang mengalami perceraian orangtua di masa kanak-kanak dibandingkan dengan mereka yang tidak, ini berkorelasi dengan risiko dampak keterikatan," kata Boccia.
"Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat oksitosin dipengaruhi secara merugikan oleh perceraian orangtua," imbuhnya.
Pada penelitian ini, orang yang pernah mengalami perceraian orangtua saat di usia anak-anak menunjukkan bahwa mereka menilai orangtua kurang perhatian dan lebih cuek. Mereka juga menilai ayah mereka lebih kasar.
Selain itu, peserta penelitian yang mengalami perceraian orangtua di masa anak-anak juga disebut kurang percaya diri, lebih tidak nyaman dengan kedekatan, dan merasa kurang aman dalam hubungan.
Studi baru ini telah diterbitkan dalam Journal of Comparative Psychology.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Pulih dari Perceraian Memang Sulit, Begini Fase Penyembuhannya!
-
Tak Hanya Mental, Perceraian Juga Bisa Pengaruhi Kesehatan Fisik
-
5 Kelebihan Berhubungan Seks di Pagi Hari, Salah Satunya Bikin Semangat!
-
Anak Bertanya Soal Perceraian? Psikolog Beri Saran Cara Menjawabnya
-
Covidivorce: Fenomena Perceraian saat Pandemi Corona
-
Ketahui Kelebihan dan Kekurangan 'Hormon Cinta' Oksitosin
-
Sinyal Perceraian Ini Tak Pernah Disadari Pria, Padahal Ada di Depan Mata
-
Song Joong Ki Resmi Pisah dengan Song Hye Kyo, Seperti Apa Kehidupannya?
-
Song Hye Kyo Alami Perubahan, Bagaimana Dampak Perceraian pada Perempuan?
-
Nangis Digugat Cerai, Kesehatan Song Hye Kyo Buat Orang Terdekat Khawatir!