Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa insomnia bisa menjadi faktor risiko diabetes tipe 2. Hal ini dinyatakan dalam sebuah studi global yang diterbitkan dalam Diabetologia. Penelitian ini disusun oleh Associate Professor Susanna Larsson dan Shuai Yuan dari Karolinska Institutet, Stockholm.
Melansir dari Medical Xpress, para peneliti menganalisis 1.360 artikel yang relevan. Dari berbagai faktor penyebab diabetes tipe 2, insomnia menjadi faktor risiko baru. Orang dengan insomnia dikaitkan dengan peningkatan 17 persen risiko terkna diabetes tipe 2.
Peneliti juga telah menyesuaikan insomnia dan penurunan berat badan pada risiko diabetes tipe 2. Dalam hal ini peneliti mencatat bahwa meski memiliki berat badan ideal, seseorang tetap berisiko diabetes jika mengalami insomnia, namun persentasenya turun menjadi 7 persen.
"Penelitian kami mengkonfirmasi beberapa faktor risiko yang ditetapkan sebelumnya dan mengidentifikasi faktor risiko potensial baru untuk diabetes tipe 2 menggunakan data tingkat ringkasan terbaru," catat para peneliti.
Baca Juga
-
Peneliti Inggris: Ada 3 Gejala Utama pada Anak yang Terinfeksi Covid-19
-
Tidak Hanya Obat-obatan, Dua Terapi Ini juga Digunakan untuk Atasi Fobia
-
Kelelahan karena Kurang Tidur Bisa Diatasi dengan Minum Cukup Air, Lho!
-
Benarkah Nasi Putih Tingkatkan Kadar Gula Darah? Cek Hasil Penelitian!
-
Pulse Oximeter Ramai Dicari untuk Hindari Happy Hypoxia, Perlukah Punya?
-
Studi: Kematian Covid-19 di Awal Tahun 2021 Bisa Meningkat 3 Kali Lipat
"Penemuan ini menginformasikan kebijakan kesehatan masyarakat untuk pencegahan primer diabetes tipe 2," imbuhnya.
Menurut para peneliti, strategi pencegahan diabetes tipe 2 harus dilakukan dari berbagai perspektif, seperti menurunkan tingkat obesitas dan merokok, meningkatkan kesehatan mental, kualitas tidur, tingkat pendidikan, dan berat lahir.
Selain insomnia, setidaknya ada sekitar 18 faktor risiko diabetes tipe 2 yang dikemukakan oleh para peneliti. Beberapa risiko tersebut antara lain:
- Depresi
- Tekanan darah sistolik
- Baru mulai merokok
- Merokok sejak lama
- Konsumsi kopi (kafein)
- Kadar asam amino isoleusin
- Valin dan leusin dalam darah
- Enzim hati alanine aminotransferase (tanda fungsi hati)
- Indeks massa tubuh (BMI)
- Persentase lemak tubuh
- Massa lemak visceral (internal) tinggi
- Detak jantung
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
7 Efek Begadang bagi Kesehatan, dari Obesitas hingga Menurunkan Konsentrasi
-
Begadang dan Kurang Tidur Meningkatkan Risiko Penyakit Hati Berlemak
-
Susah Tidur Malam Karena Overthinking? Cobalah Lakukan Teknik Pernapasan Ini!
-
Whey Protein Dapat Mengontrol Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Tipe 2
-
3 Latihan Pernapasan Ini Dapat Mengatasi Insomnia, Mau Coba?
-
Kondisi Mata Bisa Bantu Deteksi Diabetes, Perhatikan 4 Tanda-tandanya!
-
Diabetes Tipe 2 Bisa Picu Gejala Polifagia, Apa Itu?
-
Kenali 5 Efek Samping Insomnia, Termasuk Dorongan Seks Menurun Lho!
-
Banyak Berdiri Bantu Cegah Diabetes Tipe 2, Begini Kata Studi
-
Waspadai Gejalanya, Ini 4 Risiko Komplikasi Jangka Pendek Diabetes Tipe 2!