Minggu, 28 April 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Rabu, 02 September 2020 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Banyak peneliti yang meyakini bahwa virus corona Covid-19 merupakan salah satu penyakit zoonosis atau berasal dari hewan. Beberapa penyakit lain termasuk Ebola, Sars, dan virus West Nile juga berasal dari hewan.

Melansir dari Independent, Seorang Professor Vaksionologi dari Oxford, Sarah Gilbert yang juga merupakan orang di balik vaksin Oxford juga menyatakan bahwa infeksi akibat virus zoonosis tetap akan terjadi di masa depan. 

"Karena hal-hal yang terjadi di dunia, kemungkinan besar kita akan mengalami infeksi zoonosis yang menyebabkan wabah di masa depan," kata Gilbert. 

"Kepadatan populasi, perjalanan yang lebih mudah diakses, banyaknya penggundulan hutan memungkinan terjadinya wabah ini," imbuhnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar satu miliar kasus penyakit dan jutaan kematian terjadi setiap tahun akibat penyakit zoonosis. Sementara sekitar 60 persen penyakit menular baru yang dilaporkan secara global bermula dari virus yang telah berpindah dari hewan ke manusia.

"Ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit ini, sepertinya tidak akan berkurang di masa depan karena dunia semakin mengglobal" kata Profesor Gilbert.

Para ahli dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga memperingatkan bahwa jumlah penyakit zoonosis akan terus meningkat kecuali ada tindakan perlindungan satwa liar dan pelestarian lingkungan yang signifikan.

Ilustrasi Kelelawar. [B.D. Patterson, Field Museum/Eurekalert]

Menurut laporan Program Lingkungan PBB dan Institut Penelitian Peternakan Internasional, adanya transfer patogen dari hewan ke manusia didorong oleh kerusakan lingkungan alam melalui degradasi lahan, eksploitasi satwa liar, ekstraksi sumber daya, dan perubahan iklim.

"Mereka yang terlibat dalam pengembangan dan pengujian vaksin flu universal juga yakin akan ada wabah jenis influenza lain yang kuat di masa mendatang, serupa dengan yang terlihat selama 2017 hingga 2018," tambah Profesor Gilbert.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?