Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Ketindihan atau sleep paralysis bisa dialami sekitar 20 persen orang si seluruh dunia. Hal ini dinyatakan dalam sebuah studi baru yang terbit di jurnal Frontiers in Neurology.
"Saya tahu secara langsung betapa menakutkannya sleep paralysis setelah mengalaminya sendiri berkali-kali," kata penulis studi pertama Baland Jalal, dari University of Cambridge di Inggris seperti yang dikutip dari Medical News Today.
Dilansir dari Insider, selama REM Sleep atau kondisi tidur yang ditandai dengan gerakan cepat dan acak dari mata, tubuh Anda menghentikan sebagian besar gerakan otot. Ini disebut REM sleep atonia dan ini dimaksudkan untuk membuat Anda tetap aman saat tidur.
"Tubuh melumpuhkan dirinya sendiri selama REM Sleep, jadi kita tidak memerankan mimpi kita dan melukai diri kita sendiri atau pasangan kita di dunia nyata," kata Nate Watson, MD, co-direktur University of Washington Medicine Sleep Center.
Baca Juga
-
3 Kondisi Kesehatan yang Bikin Penderitanya Mirip Manusia Super
-
Virus Corona Banyak Ditemukan di Daging Beku, Bahkan Bertahan 3 Minggu
-
Punya Urutan Berbeda, Begini Cara Bedakan Flu Biasa dan Covid-19
-
Murah Meriah! 3 Bahan Alami Rumahan untuk Menghilangkan Ketombe
-
4 Tanda Kekebalan Tubuh sedang Lemah, Salah Satunya Sering Sariawan
-
Waduh, 6 Tanda Pasangan Sudah Tidak Bergairah Berhubungan Seks
Sementara itu, ketindihan terjadi ketika Anda memasuki antonia tanpa berada dalam REM Sleep. Artinya, pikiran Anda masih sadar namun tubuh telah menghentikan sebagian besar gerakan otot, sehingga sulit digerakkan. Ketindihan sering kali merupakan hasil dari siklus tidur-bangun yang tidak teratur.
Tapi menurut Jalal, ketindihan bisa diatasi atau dikurangi intensitasnya dengan meditasi-relaksasi. Metode ini disebut bisa mengurangi risiko hingga 50 persen.
Dalam penelitiannya, Jalal membagikan berbagai cara untuk mengurangi ketindihan dengan meditasi relaksasi, antara lain: Pertama, cobalah untuk menilai kembali bahwa ketindihan dan halusinasi yang muncul dalam tidur Anda tidak berbahaya. Saat ketindihan dan mengalami hal menyeramkan, cobalah berpikir bahwa yang Anda alami tidak nyata.
Kedua, meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada alasan untuk takut. Kemudian sugesti bahwa ketakutan dan kekhawatiran selama ketindihan malah bisa memperpanjang durasi ketindihan itu sendiri.
Katiga, mengalihkan fokus pada seseorang, pengalaman, atau topik yang membuat bahagia. Keempat, kendurkan otot tanpa mencoba melakukan gerakan.
Terkini
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
- Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
- 5 Tanda Kekurangan Vitamin D, Rambut Rontok Termasuk
Berita Terkait
-
Awas, Perempuan dengan Berat Badan Naik Turun Berisiko Alami Gangguan Tidur
-
Studi: Kebanyakan Makan Junk Food Bisa Picu Gangguan Tidur Remaja
-
Sering Terbangun saat Tidur Malam? 6 Kondisi Ini Bisa Jadi Penyebabnya
-
Punya Kebiasaan Mendengkur? Peneliti AS Kembangkan Obat untuk Meredakannya
-
Kompleks, Gejala Serangan Jantung pada Perempuan Bisa Sangat Beragam
-
Mengenal Bruxism, Kebiasaan Menggertakkan Gigi saat Tidur
-
Jangan Diabaikan, Insomnia Kronis Dapat Memicu Penyakit Lain!
-
Waduh! Kurang Tidur Ternyata Berdampak pada Kesehatan Mental
-
Tidur Larut Malam Terlambat 1 Menit Saja Bisa Tingkat Risiko Sakit Jantung!
-
Mimpi Buruk selama Wabah Virus Corona Covid-19, Normalkah Menurut Ahli?