Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan steroid seperti deksametason terkait dengan penurunan kematian akibat Covid-19. Studi ini disusun oleh peneliti University of Huddersfield yang menyatakan bahwa risiko kematian pada pasien dengan perawatan stereoid ini menurun cukup signifikan.
Malansir dari MedicalXpress, peneliti Dr. Hamid Merchant dan Dr. Syed Shahzad Hasan menilai hasil penggunaan kortikosteroid seperti deksametason pada pasien Covid-19 rawat inap dengan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang menggunakan alat bantu pernapasan.
Pada pertengahan April, kedua peneliti tersebut menyatakan bahwa pasien Covid-19 parah yang diberi steroid mengalami risiko meninggal 28 persen. Namun mereka yang tidak diberi steroid persentase meninggal mencapai 69 persen.
Penelitian mereka telah diterbitkan dalam Expert Review of Respiratory Medicine.
Baca Juga
-
Pandemi Virus Corona Belum Berakhir, Wabah Salmonella Landa Amerika Serikat
-
Studi Baru Sebut Virus Influenza Bisa Menyebar Lewat Partikel Debu
-
Sedang Diteliti, Sinopharm Rilis Perkiraan Harga Paket Vaksin Covid-19
-
Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Tubuh Menggigil, Kok Bisa?
-
Tak Peduli Bahayanya, Bolivia Setujui Pemutih sebagai Obat Virus Corona
-
Sudah Pulih, Mantan Pasien Covid-19 Ini Masih Alami Rasa Logam di Mulut
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memberikan respon positif pada pengujian deksametason untuk Covid-19. Tetapi organisasi PBB itu menyatakan, bahwa penggunaaan deksametason hanya akan berfungsi bagi orang dengan gejala yang parah.
Dilansir dari Express, pejabat WHO menegaskan penggunaan obat hanya terbatas pada kasus yang paling parah dan tidak digunakan untuk pencegahan. Pernyatan itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (17/6/2020).
"Deksametason terbukti tidak memiliki efek menguntungkan bagi mereka yang memiliki penyakit ringan dan tidak membutuhkan bantuan pernapasan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Deksametason sendiri tidak bekerja dengan cara memblokir virus tetapi mengurangi peradangan di dalam dan di sekitar paru-paru. Sementara pasien dengan kasus virus corona yang sangat parah mengalami kesulitan karena peradangan di paru-paru menyulitkan oksigen untuk masuk ke dalam darah.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!