Kamis, 25 April 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Jum'at, 14 Agustus 2020 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pada awal wabah, ibuprofen disebut bisa meningkatkan risiko kematian akibat virus corona. Padahal para peneliti menyatakan hal tersebut tidak terbukti.

Melansir dari The Sun, peneliti dari Universitas Aberdeen menyatakan bahwa kekhawatiran terhadap ibuprofen tidak cukup berdasar. Dalam studi ini, para peneliti menguji sekitar 1.222 pasien pada delapan rumah sakit Inggris selama puncak pandemi.

Dari jumlah pasien tersebut, setidaknya 54 pasien diberikan resep obat inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen, naproxen, dan diklofenak. Hasilnya menunjukkan bahwa angka kematian pada mereka yang diberi ibuprofen tidak meningkat atau sama dengan yang tidak diberikan ibuprofen.

Bahkan para ilmuan di penelitian ini menyatakan bahwa ada kemungkinan ibuprofen mengurangi tingkat kematian. "Temuan kami menunjukkan tidak ada efek negatif yang signifikan dari penggunaan NSAID rutin pada kematian pada pasien dengan infeksi Covid-19," kata dokter Eilidh Bruce yang merupakan pemimpin penelitian.

Ibuprofen. (Pixabay)

"Memang, efek menguntungkan dari NSAID terbilang sederhana (pada pasien Covid-19)" tambahya.

NSAID sendiri adalah obat nyeri yang paling umum digunakan di berbagai negara. Obat nyeri ini baik untuk mengobati kondisi kronis seperti reumatologi dan osteoartritis.

Para peneliti menyatakan bahwa masih diperlukan studi lanjut untuk menentukan kebijakan kesehatan masyarakat.

"Berdasarkan hasil kami, pasien dan dokter tidak boleh mengaitkan penggunaan NSAID secara rutin dengan peningkatan risiko kematian pada penyakit Covid-19, jadi kami merekomendasikan agar pasien terus mematuhi pengobatan awal mereka sebelum pandemi," tambahnya.

BACA SELANJUTNYA

Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!