Jum'at, 29 Maret 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Sabtu, 08 Agustus 2020 | 21:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sejauh ini, berbagai negara menggunakan beberapa pengobatan untuk memangkas masa pemulihan atau mengurangi keparahan pasien Covid-19 dengan gejala berat. 

Berikut adalah beberapa obat yang disebut bisa merawat pasien Covid-19 dan digunakan berbagai negara, antara lain:

1. Hidroksiklorokuin

Meskipun kontroversial, hidroksiklorokuin masih digunakan di berbagai negara termasuk Brazil dan Indonesia. 

Obat malaria yang satu ini disebut bisa memperpendek masa pemulihan untuk pasien dengan gejala parah. Namun, banyak penelitian menunjukan bahwa obat ini bisa memberikan efek samping.

Dexamethasone alias deksametason disebut bermanfaat bagi pasien Covid-19. (Shutterstock)

2. Remdesivir

Remdesivir mulanya dikembangkan untuk mengobati Ebola dan sejak itu ditemukan memiliki kualitas antivirus. Penelitian yang didanai pemerintah Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa pasien yang diobati dengan remdesivir pulih lebih cepat.

Hasil dari uji coba awal menunjukkan remdesivir meningkatkan waktu pemulihan untuk pasien virus corona dari 15 hari jadi 11 hari. Obat ini telah diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk penggunaan darurat.

AS sendiri memborong obat ini untuk mengobati pasien Covid-19. Begitupun Korea Selatan yang memilih remdesivir untuk perawatan pasien Covid-19. 

3. Deksametason

Deksametason atau steroid yang digunakan selama beberapa dekade disebut mengurangi kematian pasien Covid-19 dengan ventilator sekitar sepertiga dibandingkan dengan perawatan standar.

Meskipun begitu, Organsasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa penggunaaan deksametason hanya akan berfungsi bagi orang dengan gejala yang parah. Para dokter di Indonesia sudah mulai menggunakan deksametason.

4. Avigan

Avigan sempat disebut presiden Joko Widodo dalam pengobatan virus corona di awal-awal kasus. Obat ini juga telah digunakan di Jepang. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menerima obat ditetapkan negatif dalam waktu yang relatif singkat, selain itu gejala pneumonia juga sangat berkurang.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut