Jum'at, 26 April 2024
Rendy Adrikni Sadikin | Rosiana Chozanah : Minggu, 12 Juli 2020 | 14:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pengembang vaksin Covid-19 asal Maryland, Amerika Serikat, yaitu Novavax, mendapat bantuan dari pemerintah federal AS sebesar USD1,6 miliar atau setara dengan Rp 23 triliun untuk mempercepat proses pemgembangan vaksin.

Ini merupakan kesepakatan terbesar dari Operation Warp Speed, upaya pemerintah untuk membuat vaksin dan perawatan virus corona agar tersedia untuk publik Amerika secepat mungkin.

Itu adalah biaya 100 juta dosis vaksin baru untuk awal tahun mendatang, jika vaksin yang mereka kembangkan terbukti efektif dalam uji klinis.

Dilansir dari New York Times, ini adalah sebuah 'taruhan besar' karena perusahaan tersebut tidak pernah membawa produk ke pasar.

Selain kepada Novavax, pemerintah AS juga diketahui telah menginvestasikan hampir USD 4 miliar atau setara dengan Rp 58 triliun kepada perusahaan-perusahaan pengembang vaksin.

Ilustrasi vaksin (pixabay.com)

Namun, mereka justru memberikan sedikit informasi tentang bagaimana Operation Warp Speed menghabiskan uang dari lembaga mana dana itu berasal, atau bagaimana keputusan diambil.

Uang-uang itu telah diberikan kepada enam perusahaan dengan berbagai track record, dan dalam banyak kasus, teknologi yang menjanjikan tetapi belum teruji. Dua di antaranya adalah AstraZeneca yang menerima USD1,2 miliar atau setara dengan Rp17 triliun, dan Moderna Therapeutics, sebesar USD500 juta atau setara dengan Rp 7,2 triliun.

Beberapa mengatakan strategi ini adalah cara terbaik untuk bergerak cepat di tengah pandemi yang mematikan. Tetapi para kritikus mengatakan publik berhak mengetahui lebih banyak tentang bagaimana uangnya dibelanjakan di masa kritis seperti ini.

Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]

"Ini bisa saja menjadi salah satu teknologi medis paling penting di zaman kita, dan kita hanya tahu sedikit tentang bagaimana dan untuk apa uang itu dibelanjakan," kata Peter Maybarduk, direktur akses global untuk program obat-obatan di Public Citizen, sebuah kelompok advokasi hak masyarakat.

Sementara itu, pemerintah telah memberikan perkiraan yang bervariasi tentang berapa banyak perawatan dan vaksin yang menurpakan bagian dari Operation Warp Speed, dan menolak memberikan daftar lengkap nama perusahaan yang berpartisipasi.

BACA SELANJUTNYA

Virus Corona Covid-19 Juga Berdampak Buruk Pada Kesehatan Tulang, ini 3 Efeknya!