Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa pandemi virus corona bisa menyebabkan naiknya gelombang kerusakan otak. Hal tersebut dilaporkan oleh para peneliti Inggris dalam sebuah studi baru yang dirilis Rabu (8/7/2020) kemarin.
Dilansir dari CNN, para ahli di University College London (UCL) menggambarkan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi neurologis termasuk stroke, kerusakan saraf, dan radang otak yang berpotensi fatal.
Komplikasi tersebut bahkan bisa muncul saat pasien tidak menunjukkan gejala pernapasan parah yang terkait dengan penyakit ini.
"Kita harus waspada dan melihat komplikasi ini pada orang yang pernah mengalami Covid-19," kata penulis senior penelitian, Dr. Michael Zandi dalam siaran pers UCL.
Baca Juga
-
Temuan Baru, Suhu Rendah Musim Dingin Picu Gelombang Kedua Virus Corona
-
Jangan Abaikan Lesi Mirip Cacar Air, Bisa Jadi Itu Tanda Lain Virus Corona
-
Lebih Buruk Virus Corona Covid-19 atau Wabah Pes? Ini Perbandingannya!
-
Selain karena Covid-19, Kondisi Ini juga Bikin Indra Penciuman 'Mati'
-
Berbagai Kegiatan Manusia Bisa Memicu Pandemi di Masa Depan, Apa Saja?
-
5 Fakta Bubonic Plague, Si "Kematian Hitam" yang Merenggut Banyak Nyawa
Ia memperingatkan bahwa masih harus dilihat apakah terjadi pada skala besar kerusakan otak yang terkait dengan pandemi.
"Studi tindak lanjut akan diperlukan untuk memahami potensi konsekuensi neurologis jangka panjang dari pandemi," catat para peneliti.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Brain tersebut memeriksa 43 pasien yang dirawat di University College London Hospitals yang dikonfirmasi atau dicurigai terinfeksi Covid-19 sejak April hingga Mei.
Usia mereka bervariasi berkisar antara 16-85 tahun dan menunjukkan berbagai gejala ringan hingga parah.
Di antara pasien ini, para peneliti menemukan 10 kasus disfungsi otak sementara dan delirium, 12 kasus peradangan otak, delapan kasus stroke, dan delapan kasus kerusakan saraf.
Sebagian besar pasien yang menunjukkan peradangan otak didiagnosis dengan kondisi spesifik, langka, dan kadang-kadang mematikan yang dikenal sebagai ensefalomielitis akut disebarluaskan (ADEM).
Sebelum pandemi, tim peneliti di London melihat sekitar satu pasien ADEM per bulan. Selama pandemi, jumlahnya naik menjadi setidaknya satu orang menderia ADEM per minggu.
Para peneliti masih mencoba mencari tahu mengapa pasien Covid-19 mengalami komplikasi otak. Virus yang menyebabkan Covid-19 tidak ditemukan dalam cairan otak mereka yang berarti virus itu tidak langsung menyerang otak.
Satu teori menyatakan, bahwa komplikasi secara tidak langsung dipicu oleh respon imun dari tubuh pasien, bukan dari virus itu sendiri. Temuan ini penting untuk menginformasikan bagaimana dokter di seluruh dunia memantau dan merawat pasien.
"Mengingat penyakit ini baru ada selama beberapa bulan, kita mungkin belum tahu kerusakan jangka panjang apa yang bisa disebabkan Covid-19," kata penulis penelitian Dr. Ross Paterson dalam siaran pers.
Terkini
- Rutin Makan Tomat Bisa Bawa 5 Efek Baik Ini Lho
- Awas, Lingkaran di Bawah Mata Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi
- Makan Sayuran Ini Bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Bagus untuk Penderita Diabetes
- Bau Mulut saat Puasa? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
- Terus Sembelit saat Puasa? Coba Ikuti Tips Ini agar BAB Lancar
- Agar Efek Tetap Optimal, Bagaimana Aturan Minum Obat saat Puasa yang Tepat?
- Mie Instan Sebaiknya Tidak Dijadikan Menu Sahur, Ini Lho Alasannya
- Tak Perlu Takut, Puasa Justru Bisa Redakan Maag dan GERD
- Kontrol Behel di Bulan Ramadan, Apakah Bikin Puasa Batal?
- Bisa Bikin Kenyang Lebih Lama, Ini 5 Rekomendasi Menu Sahur yang Bernutrisi
Berita Terkait
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Waspada, Polusi Udara Dapat Menyebabkan Masalah Neurologis lho!
-
Ada Orang Belum Pernah Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Ahli Ungkap Penyebabnya!
-
Produk Obat-obatan Palsu Merajalela Selama Pandemi Covid-19, Terutama di India
-
Pengobatan Ini Dinilai Efektif Mengatasi Kecanduan Video Game dan Internet
-
Flu Rusia yang Terjadi 133 Tahun Silam Diduga Berasal dari Virus Corona
-
Pandemi Virus Corona Perburuk Kesehatan Tulang Anak, Ini Solusinya!
-
WHO: Pandemi Virus Corona Bisa Berakhir Tahun Ini, Asalkan...
-
Pandemi Buruk Berakhir, Ahli Sebut Varian Omicron Tidak Berlipat Ganda!
-
Ahli Optimis Varian Omicron Bisa Ubah Pandemi Jadi Endemik