Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan, bahwa sebagian besar virus corona yang menginfeksi sekarang adalah jenis mutasi baru yang lebih cepat menular dan disebut dengan G614.
Dilansir dari CNN, mutasi baru virus corona jenis ini lebih mungkin menginfeksi orang atau daya infeksi lebih tinggi. Tetapi tingkat keparan tidak meningkat dari jenis mutasi sebelumnya.
"Sekarang, ini adalah bentuk dominan yang menginfeksi orang," kata Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute for Immunology dan Coronavirus Immunotherapy Consortium yang bekerja pada penelitian ini.
Studi tersebut diterbitkan di jurnal Cell pada Kamis (2/7/2020).
Baca Juga
-
Waspada Bau Mulut Bisa Jadi Tanda Diabetes Tipe 2, Ini Sebabnya!
-
Benarkah Mandi Air Panas Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung?
-
Fakta Lain Virus G4 yang Mirip Flu Babi, Sudah Menginfeksi 35 Pekerja!
-
Bahaya! Stop Strereotip Negatif pada Wanita Hamil di Tempat Kerja
-
Waspada, Kanker Paru-Paru Bisa Ditandai dengan Nyeri Punggung
-
Benarkah Sembelit Bisa Sebabkan Sakit Punggung? Ini Penjelasannya!
Sekarang tim tidak hanya memeriksa lebih banyak urutan genetik, tetapi mereka juga menjalankan eksperimen yang melibatkan orang, hewan, dan sel dalam laboratorium yang menunjukkan versi mutasi lebih umum dan lebih menular daripada versi lain.
"Kami tahu bahwa virus baru itu lebih bugar. Sekilas tidak terlihat seperti lebih buruk," kata Saphire.
Mutasi memengaruhi protein spike atau struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel yang terinfeksi. Para peneliti sedang memeriksa untuk melihat apakah virus corona mutan ini dapat dikendalikan oleh vaksin.
Vaksin saat ini sedang diuji sebagian besar menargetkan protein lonjakan, tetapi mereka dibuat menggunakan strain virus yang lebih lama.
"Data pelacakan global kami menunjukkan bahwa varian G614 di spike telah menyebar lebih cepat daripada D614 (mutan yang menyebar sebelumnya)," kata ahli biologi teoritis, Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory dan rekannya dalam laporannya.
Para peneliti juga mengaskan, bahwa mutan G tiga sampai 9 kali lebih menular dari mutan bentuk D.
"Semua hasil sepakat bahwa bentuk G tiga sampai sembilan kali lebih menular daripada bentuk D," kata Korber.
"Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 pada tingkat keparahan penyakit," tambahnya.
Terkini
- Rutin Makan Tomat Bisa Bawa 5 Efek Baik Ini Lho
- Awas, Lingkaran di Bawah Mata Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi
- Makan Sayuran Ini Bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Bagus untuk Penderita Diabetes
- Bau Mulut saat Puasa? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
- Terus Sembelit saat Puasa? Coba Ikuti Tips Ini agar BAB Lancar
- Agar Efek Tetap Optimal, Bagaimana Aturan Minum Obat saat Puasa yang Tepat?
- Mie Instan Sebaiknya Tidak Dijadikan Menu Sahur, Ini Lho Alasannya
- Tak Perlu Takut, Puasa Justru Bisa Redakan Maag dan GERD
- Kontrol Behel di Bulan Ramadan, Apakah Bikin Puasa Batal?
- Bisa Bikin Kenyang Lebih Lama, Ini 5 Rekomendasi Menu Sahur yang Bernutrisi
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!