Jum'at, 29 Maret 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Minggu, 05 Juli 2020 | 14:11 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan, bahwa sebagian besar virus corona yang menginfeksi sekarang adalah jenis mutasi baru yang lebih cepat menular dan disebut dengan G614.

Dilansir dari CNN, mutasi baru virus corona jenis ini lebih mungkin menginfeksi orang atau daya infeksi lebih tinggi. Tetapi tingkat keparan tidak meningkat dari jenis mutasi sebelumnya. 

"Sekarang, ini adalah bentuk dominan yang menginfeksi orang," kata Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute for Immunology dan Coronavirus Immunotherapy Consortium yang bekerja pada penelitian ini.

Studi tersebut diterbitkan di jurnal Cell pada Kamis (2/7/2020).

Sekarang tim tidak hanya memeriksa lebih banyak urutan genetik, tetapi mereka juga menjalankan eksperimen yang melibatkan orang, hewan, dan sel dalam laboratorium yang menunjukkan versi mutasi lebih umum dan lebih menular daripada versi lain.

"Kami tahu bahwa virus baru itu lebih bugar. Sekilas tidak terlihat seperti lebih buruk," kata Saphire.

Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]

Mutasi memengaruhi protein spike atau struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel yang terinfeksi. Para peneliti sedang memeriksa untuk melihat apakah virus corona mutan ini dapat dikendalikan oleh vaksin. 

Vaksin saat ini sedang diuji sebagian besar menargetkan protein lonjakan, tetapi mereka dibuat menggunakan strain virus yang lebih lama. 

"Data pelacakan global kami menunjukkan bahwa varian G614 di spike telah menyebar lebih cepat daripada D614 (mutan yang menyebar sebelumnya)," kata ahli biologi teoritis, Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory dan rekannya dalam laporannya.

Para peneliti juga mengaskan, bahwa mutan G tiga sampai 9 kali lebih menular dari mutan bentuk D. 

"Semua hasil sepakat bahwa bentuk G tiga sampai sembilan kali lebih menular daripada bentuk D,"  kata Korber.  

"Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 pada tingkat keparahan penyakit," tambahnya. 

BACA SELANJUTNYA

Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?