Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Serangan jantung termasuk kondisi darurat medis yang bisa menyebabkan kematian. Perlu diketahui, seseorang yang mengalami diare terus-menerus bisa berisiko mengalami serangan jantung mematikan atau infarks miokard.
Pada dasarnya, serangan jantung disebabkan oleh kurangnya darah yang mencapai jantung. Pasokan darah yang kurang membuat jantung rusak parah dan bisa mengancam jiwa.
Serangan jantung juga bisa menjadi gejala penyakit jantung koroner, yang mana timbunan lemak menumpuk di arteri dan membatasi jumlah darah yang mencapai jantung.
Salah satu tanda yang paling tidak biasa dari serangan jantung adalah diare persisten. Menurut Dr Leor Perl, ahli jantung dan direktur medis vectorious medical Technologies dikutip dari Express, beberapa pasien yang mengalami infark miokard juga mengalami gejala gastrointestinal.
Baca Juga
Gejala gastrointestinal terkait masalah jantung itu bisa termasuk rasa sakit atau sakit perut yang menyakitkan.
Pada beberapa pasien, diare mungkin merupakan tanda serangan jantung. Tapi, bukan berarti setiap diare mengartikan Anda berisiko terkena serangan jantung.
"Sebenarnya serangan jantung cenderung muncul dengan cara yang sangat heterogen," kata Leor.
Sementara gejala klasik yang berupa nyeri retrosternal itu sama sekali tidak biasa bagi pasien. Sub-populasi yang menajdi perhatian Leor melipusi lansia, pasien diabetes dan wanita.
Berikut adalah gejala atipikal yang lebih umum, yakni gejala gastrointestinal yang meliputi mual, muntah, sakit perut dan diare.
Gejala lainnya bisa termasuk hilangnya kesadaran, sinkop atau pingsan, sesak napas, sesak napas, rasa tidak enak atau kelemahan umum.
Diare atau gejala serangan jantung atipikal lainnya bisa merupakan tanda infark miokard bila disertai dengan gejala serangan jantung yang lebih umum.
Tetapi, Anda perlu mempertimbangkan untuk konsultasi dengan dokter bila diare berlangsung selama lebih dari 7 hari.
Gejala serangan jantung yang lebih umum termasuk nyeri dada parah, nyeri yang menjalar ke lengan dan pusing mendadak.
Tetapi, Anda bisa menurunkan risiko serangan jantung dengan melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup.
Konsumsi makanan sehat dan seimbang bisa menurunkan kemungkinan timbunan lemak di arteri. Anda perlu mewaspadai semua gejala ini bila memiliki risiko serangan jantung akibat faktor genetik.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
4 Tips Mengatasi Keracunan Makanan, Lakukan sebagai Pertolongan Pertama
-
Jaga Asupan Makanan Selama Diare, Jangan Sampai Dehidrasi dan Kekurangan Energi!
-
Rima Melati Sempat Alami Gagal Jantung, Ini Bedanya dengan Serangan Jantung!
-
Bukan Menyehatkan, Studi Baru: Lari Meningkatkan Risiko Serangan Jantung pada Pria
-
Waspada Recreational Water Illness Saat Berenang di Kolam Renang Umum, Sebabkan Banyak Infeksi
-
Mendeteksi Hepatitis Akut Berat pada Anak, Orangtua Perlu Waspadai Gejala Ini
-
Hati-hati, Kebiasaan Duduk Berjam-jam Tingkatkan Risiko Serangan Jantung, Ini Sebabnya!
-
Sakit Perut Akibat Virus Corona Covid-19 dan Penyakit Lain, Ini Perbedaannya!
-
Viral Wanita Asal India Meninggal Dunia Saat Berolahraga di Gym, Apa Penyebabnya?
-
Cek Risiko Alami Serangan Jantung Lewat Mata, Begini Caranya!