Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Ilmuwan kembali mengidentifikasi strain virus influenza baru pada babi di China pada Senin (29/6/2020). Virus yang dinamai G4 ini dinilai dapat memicu pandemi dan memiliki kemiripan dengan virus H1N1, penyebab flu babi.
Para ilmuwan mengidentifikasi virus melalui pengawasan virus influenza pada babi yang mereka lakukan dari 2011 hingga 2018 di sepuluh provinsi di China.
Selama waktu ini, lebih dari 29.000 sampel swab hidung dikumpulkan dari babi yang disembelih. Mereka juga mengumpulkan lebih dari 1.000 jaringan paru-paru babi ternak yang memiliki tanda-tanda penyakit pernapasan.
Dari sampel ini, peneliti mengisolasi 179 virus flu babi yang sebagian besar berasal dari strain G4 yang baru diidentifikasi.
Baca Juga
Mereka juga menemukan bahwa strain G4 memiliki kemampuan mengikat reseptor tipe manusia, bereplikasi dalam sel epitel saluran napas manusia.
"Babi adalah inang perantara pemicu pandemi virus influenza. Karenanya, pengawasan sistematis virus influenza pada babi adalah kunci untuk pra-peringatan kemunculan pandemi influenza berikutnya," kata penulis studi, George F. Gao, dilansir dari Indian Express.
Namun, peneliti tidak yakin bahwa strain ini disebut baru, sebab sudah ditemukan di populasi babi di China sejak 2016.
Dalam makalahnya yang terbit di PNAS, peneliti juga menulis bahwa 35 dari 338 (10,4%) pekerja di industri babi di China telah positif terinfeksi virus G4 EA H1N1 ini, diketahui berdasarkan tes serologi atau tes darah untuk mendeteksi antibodi.
"Terutama untuk pekerja berusia 18 hingga 35 tahun, yang memiliki tingkat seropositif 20,5%. menunjukkan bahwa virus G4 EA H1N1 yang dominan telah memperoleh peningkatan infektivitas manusia," tulis peneliti.
"Infektivitas seperti itu sangat meningkatkan peluang adaptasi virus pada manusia dan menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan generasi virus pandemi," sambung mereka.
Oleh karenanya, peneliti menekankan untuk segera mengendalikan virus G4 Eurasian-Avian (EA) H1N1 pada babi ini dan memonitor populasi manusia, terutama pekerja di industri babi.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
Ahli Kembali Transplantasi Jantung Babi Pada 2 Pasien Mati Otak
-
Virus Corona Covid-19 Berisiko Tinggi Menjadi Endemik, Apa Artinya?
-
Walau Jarang Terjadi, Penderita Alergi Telur Bisa Alami Alergi Vaksin lho!
-
Selain di Permukaan, Virus Corona Bisa Menempel di Kulit sampai 9 Jam!
-
Studi Baru Sebut Virus Influenza Bisa Menyebar Lewat Partikel Debu
-
Studi: Virus Corona Bisa Bertahan Lama di Kulit Babi
-
Ilmuwan Temukan Jenis Virus Baru Mirip Flu Babi, Berpotensi Pandemik!
-
Geger Penipuan Daging Babi jadi Daging Sapi, Ketahui Cara Membedakannya!
-
WHO Sebut Covid-19 Lebih Mematikan Sepuluh Kali Lipat dari Flu Babi
-
Selain Corona Covid-19, Flu Babi dan 4 Virus Lainnya Termasuk Pandemi Parah