Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Protein dalam makanan murah meriah, yakni tempe, disebut bisa menurunkan tekanan darah tinggi.
Dilansir dari Express, tekanan darah tinggi secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit ginjal.
Dalam Journal of American Heart Association, para peneliti menyelidiki hubungan antara makanan dan tekanan darah. Studi crossover double-blind acak itu mengamati 352 orang dewasa dengan prehipertensi atau hipertensi stadium satu.
Prehipertensi adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari normal (120/80mmHg), tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai tekanan darah tinggi (140/ 90mmHg).
Baca Juga
-
Jika Punya Gejala Covid-19, Ini Waktu yang Aman untuk Bertemu Orang Lain
-
Studi: Konsumsi Yogurt Bisa Turunkan Risiko Autisme pada Bayi
-
Pakai Sarung Tangan untuk Cegah Virus Corona, Apakah Efektif?
-
Obat Asam Lambung Bisa Lawan Virus Corona, Ini Bukti Penelitiannya!
-
Banyak Warga AS Berkumur Cairan Pemutih untuk Membunuh Virus Corona
-
Gejala Virus Corona Covid-19 pada Pria Botak Lebih Parah, Ini Sebabnya!
Para peserta secara acak menerima 40 gram protein kedelai, protein susu atau suplemen karbohidrat selama delapan minggu. Data mengungkapkan bahwa konsumsi protein kedelai mengurangi tekanan darah sistolik sebesar 2mmHg.
"Protein kedelai mungkin merupakan komponen penting dari strategi intervensi nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi," catat para peneliti.
Sementara itu, tempe menjadi sumber protein kedelai yang cukup tinggi.
Tempe dibuat dari kacang kedelai yang dimasak yang kemudian difermentasi. Tempe juga populer di kalangan vegetarian dan diet vegan sebagai pengganti daging.
Kandungan nutrisi pada tempe terbukti kualitasnya lebih baik dibandingkan kedelai, karena kadar protein yang larut dalam air akan mengakibatkan meningkatnya aktivitas enzim proteolitik.
Selain itu, tempe mengandung lemak yang lebih sedikit, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, tiamin, riboflavin, niacin, asam pantotenat, piridoksin, biotin, vitamin B12, dan akt retinol yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan daging.
Selain makan tempe, National Health Service (NHC) juga menyarankan orang untuk membatasi asupan garam hariannya hingga enam gram per hari.
Pengurangan kadar garam juga termasuk dengan pengurangan daging, ikan teri, keju, butiran saus, ham, zaitun, acar, udang, salami, kecap dan kaldu.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Benarkah Makan Daging Sebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Kata Ahli!
-
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia
-
Sereal Ternyata Bisa Memicu Tekanan Darah Tinggi, Kok Bisa?
-
Hati-hati! Parasetamol Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Begini Penjelasannya
-
Awas, Ini 5 Kondisi yang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Kontrol Tekanan Darah Tinggi, Ini Jenis Daging yang Aman Dikonsumsi!
-
Jangan Minum Ibuprofen dan Obat Tekanan Darah Tinggi Bersamaan, Ahli Ungkap Risikonya!
-
Tekanan Darah Tinggi di Usia Muda Dapat Memperburuk Kesehatan Otak
-
Jangan Asal, Olahraga Ini Justru Berbahaya Bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi!
-
Daging Olahan Tingkatkan Risiko Tekanan Darah Tinggi, Ini Saran Pakar!