Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Jenis kanker otak glioblastoma multiforme (GBM) merupakan bentuk kanker yang sangat agresif serta sulit diobati. Terapi yang saat ini tersedia membuat tingkat kelangsungan hidup penderita selama 5 tahun sebanyak 5,6%. Sayangnya, dokter belum memiliki cara untuk mencegah kekambuhan penyakit ini.
Namun ada harapan baru. Sebuah penelitian menemukan lumefantrine, obat yang disetujui BPOM AS (Food and Drugs Administration atau FDA) untuk mengobati malaria, dapat meningkatkan efektivitas obat utama yag digunakan untuk mengobati GBM.
Peneliti utama studi ini, Prof. Paul Fisher, ketua Virginia Commonwealth University’s Department of Human and Molecular Genetics, menjelaskan timnya telah menyelidiki apakah obat-obatan yang disetujui dapat membantu melemahkan resistensi GBM terhadap kemoterapi.
"Studi kami menemukan aplikasi potensial baru dari obat antimalaria sebagai terapi yang mungkin untuk (GBM) yang resisten terhadap standar perawatan, melibatkan radiasi dan temozolomide," tuturnya, dikutip dari Medical News Today.
Baca Juga
Temuan ini muncul dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America.
Mengatasi GBM yang resistan
Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. Gabungan ini dapat sedikit memperpanjang harapan hidup orang dengan GBM, tetapi penyakit ini seringnya menjadi resisten terhadap pengobatan.
Para peneliti menemukan menambahkan lumefantrine ke dalam perawatan in vitro sel glioblastoma dengan radiasi dan temozolomide membunuh sel kanker dan menekan pertumbuhan baru mereka.
Selain itu, cara ini juga memiliki efek serupa pada sel glioblastoma yang seharusnya resisten terhadap pengobatan, serta bagi pasien yang sensitif terhadapnya.
Eksperimen in vivo semakin menegaskan efeknya. Para peneliti mentransplantasikan GBM manusia ke otak tikus dan, sekali lagi, kombinasi radiasi, temozolomide, dan lumefantrine terbukti berhasil membunuh sel glioblastoma yang sensitif dan resisten, serta menekan pertumbuhan lebih lanjut.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Sakit Kepala Kronis Bisa Menjadi Tanda Kanker Otak, Apa Gejala Lainnya?
-
Bocah 4 Tahun Terinfeksi Corona Covid-19 Usai Didiagnosis Kanker Otak
-
Pandemi Corona Belum Berakhir, India Justru Hentikan Ekspor Obat Malaria
-
Disebut Bisa Jadi Obat Corona Covid-19, Ketahui Manfaat Lain Tanaman Kina
-
Pilu Kisah Wanita yang Divonis Glioblastoma: Aku Baru Saja Bertunangan
-
Agung Hercules Meninggal karena Glioblastoma, Waspadai Gejala Penyakitnya!
-
Berawal Sakit Kaki, Pria Ini Komplikasi Akibat Dokter Salah Diagnosis
-
Terungkap Kondisi Terbaru Agung Hercules, Simak Cerita Istrinya!