Jum'at, 03 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Senin, 01 Juni 2020 | 08:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Beberapa negara di dunia sekarang sedang bersiap memasuki new normal, termasuk Indonesia. Segala skenario telah dirancang oleh pemerintah, dan pemakaian masker masih termasuk di dalamnya.

Namun, beberapa dokter, terutama di Amerika, mengatakan pamakaian masker saja masih kurang dalam upaya melindungi diri di kehidupan sehari-hari. Mereka pun mempertimbangkan apakah masyarakat perlu memakai pelindung wajah atau face shield.

"Saya mengenakan pelindung wajah setiap kali memasuki toko atau bangunan lain. Terkadang saya juga memakai masker kain jika diminta oleh kebijakan toko," kata Dr. Eli Perencevich, dokter penyakit menular di University of Iowa and the Iowa City Veterans Affairs Health Care System, dikutip dari New York Times.

Dalam sebuah artikel opini yang terbit bulan lalu di JAMA, ia dan dua rekannya berpendapat pelindung wajah dapat membantu mengurangi penularan infeksi.

Idenya bukan hanya dari eksperimen pemikiran. Sebab, para guru di beberapa wilayah, seperti California, Philadelphia, dan Singapura, pun direkomendasikan untuk memakai pelindung wajah saat sekolah kembali dibuka bulan depan.

Perencevich percaya bahwa pelindung wajah harus menjadi alat pelindung pribadi karena alasan yang sama seperti petugas kesehatan. Ini melindungi seluruh wajah, dan mencegah orang menyentuh wajah atau melindungi ketika tidak sengaja memaparkan diri terhadap virus corona.

Meski begitu, ia dan para ahli lainnya mengakui bahwa pelindung wajah memiliki batasnya.

Sama seperti masker, alat ini juga harus dilepas ketika makan. Dan studi mengenai seberapa efektif pelindung wajah melindungi seseorang dari penularan virus masih jarang dilakukan.

Bahkan dalam jarak dekat, bisa ada skenario di mana pelindung wajah tidak seefektif masker yang menutup penuh hidung dan mulut. Terutama ketika ada seseorang yang berbicara dari samping atau belakang, kata William Lindsley, seorang bioengineer di Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

"Saya penggemar berat pelindung wajah. Tapi saya pikir kita belum bisa menukar masker dengan pelindung wajah dulu," jelas Saskia Popescu, spesialis senior pencegahan infeksi di Universitas George Mason di Fairfax, Virginia.

Perencevich dan rekan-rekannya berharap penelitian lebih lanjut akan menunjukkan pelindung wajah lebih unggul daripada masker, tidak hanya karena memberikan perlindungan penuh pada wajah, tetapi alat ini hampir mustahil untuk dipakai secara tidak benar.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?