Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Menanggapi pasein Covid-19 berkulit hitam yang mengalami keparahan lebih tinggi dari kulit putih, para peneliti berusaha menggali alasannya.
Dilansir dari CNN, Otopsi terhadap 10 pasien Afrika-Amerika yang meninggal akibat virus corona menunjukkan paru-paru mereka tersumbat oleh gumpalan darah. Studi tersebut dilakukan oleh tim LSU Health New Orleans School of Medicine yang dilaporkan pada Rabu (27/5/2020).
10 pasien memiliki kondisi mendasar yang telah terbukti memperburuk infeksi, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas. Tetapi faktor genetik juga bisa berperan.
Temuan yang diterbitkan dalam the Lancet Respiratory Medicine dapat membantu menjelaskan mengapa orang kulit hitam mengalami keparahan yang lebih tinggi akibat Covid-19 daripada kulit putih di AS, Inggris, dan beberapa negara lain.
Baca Juga
-
Zaskia Adya Mecca Hamil Anak Kelima, Adakah Batasan Wanita Bisa Hamil?
-
Suka Menutup Hidung dan Mulut saat Bersin? Dokter Peringatkan Bahayanya!
-
Resmi Rilis, Daftar Antivirus yang digunakan Pasien Covid-19 di Indonesia
-
Boston Furniture Industries Tbk Siap Melantai di Bursa Saham 22 Juni 2020
-
Penglihatan Kabur Disebut Gejala Corona Covid-19? Ini Penjelasan Dokter!
-
Hati-hati, Mata Berair Bisa Jadi Tanda Lain Virus Corona Covid-19
"Kami menemukan bahwa pembuluh-pembuluh kecil dan kapiler di paru-paru terhambat oleh gumpalan darah dan perdarahan terkait yang secara signifikan berkontribusi pada dekompensasi dan kematian pada pasien-pasien ini," kata Dr. Richard Vander Heide, kepala patologi di LSU Health New Orleans School of Medicine.
"Mungkin ada jenis faktor genetik," kata Vander Heide.
Misalnya para ahli patologi tidak melihat peradangan jantung pada pasien virus corona di AS, tapi komplikasi tersebut banyak terjadi di China.
"Temuan ini dapat menjelaskan mengapa orang kulit hitam secara umum lebih menderita Covid-19 di Inggris," tulis Dennis McGonagle dari Universitas Leeds dan rekannya dalam komentar terkait.
"Sebuah fitur dari penyakit virus corona telah menimbulkan peningkatan kematian pada kelompok-kelompok kulit hitam, Asia, dan Etnis Minoritas di Inggris, yang telah mengakibatkan Pemerintah Inggris membentuk satuan tugas investigasi darurat," catat mereka.
"Di AS, angka kematian akibat Covid-19 sangat tinggi di antara orang-orang Afrika-Amerika di kota-kota besar."
Sebuah studi dari New Orleans dalam New England Journal of Medicine, menemukan jumlah pasien rumah sakit Covid-19 yang tidak proporsional adalah orang Afrika-Amerika.
Para peneliti melaporkan, 31 persen dari populasi pasien berkulit hitam, 77 persen dari mereka yang dirawat karena Covid-19 juga berkulit hitam dan 70 persen pasien yang meninggal akibat Covid-19 pun berkulit hitam.
"Pasien kulit hitam memiliki prevalensi obesitas, diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal kronis yang lebih tinggi daripada pasien kulit putih," tulis Dr. Eboni Price-Haywood dan rekannya di Ochsner.
"Tetapi banyak faktor yang mungkin mendasari perbedaan ras. Mereka mungkin mencerminkan perbedaan ras yang mendasar dalam jenis pekerjaan yang mungkin memiliki peningkatan risiko keterpaparan," catat mereka
"Perbedaan rasial dalam Covid-19 yang diamati mungkin juga mencerminkan perbedaan dalam prevalensi kondisi kronis yang tampaknya meningkatkan risiko penyakit parah," tambahnya.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!