Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Penelitian terbaru menemukan bahwa makan makanan yang kaya akan susu tampaknya terkait dengan risiko lebih rendah pada diabetes dan tekanan darah tinggi.
Dilansir dari Times Live, studi baru ini mengamati 147.812 peserta berusia antara 35 dan 70 dari 21 negara.
Para peserta diminta untuk mengisi Kuesioner Frekuensi Makanan yang menilai diet mereka selama 12 bulan terakhir. Produk susu termasuk susu, yogurt, minuman yogurt, keju, dan hidangan yang disiapkan dengan produk susu, yang diklasifikasikan sebagai lemak penuh atau rendah (1-2 persen).
Namun, mentega dan krim dinilai secara terpisah karena tidak biasa dimakan di beberapa negara yang termasuk dalam penelitian ini.
Baca Juga
Faktor-faktor lain seperti riwayat kesehatan para peserta, penggunaan obat-obatan yang diresepkan, status merokok, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan tekanan darah dan glukosa darah puasa juga dicatat.
Para peserta kemudian diikuti perkembangannya selama rata-rata sembilan tahun.
Temuan yang dipublikasikan secara online pada hari Selasa di BMJ Open Diabetes Research & Care, menunjukkan bahwa makan setidaknya dua porsi susu setiap hari terkait dengan risiko diabetes dan tekanan darah 11 hingga 12 persen lebih rendah.
Sementara tiga porsi susu total setiap hari terkait dengan risiko 13 hingga 14 persen lebih rendah. Asosiasi juga lebih kuat untuk produk susu berlemak penuh dibandingkan dengan perusahaan susu rendah lemak.
Dua porsi harian dari total susu juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah 24 persen sindrom metabolik.
Ini merupakan kumpulan kondisi yang mencakup lingkar pinggang yang lebih tinggi, kadar trigliserida yang tinggi, kadar kolesterol "baik" yang rendah, hipertensi dan gula darah puasa tinggi, yang bersama-sama dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Sekali lagi, hubungannya lebih kuat untuk produk susu berlemak penuh. Dua porsi lemak penuh dikaitkan dengan risiko lebih rendah 28 persen sindrom metabolik, dibandingkan dengan tidak ada asupan susu harian.
Para peneliti menunjukkan bahwa penelitian ini adalah penelitian observasional, sehingga mereka tidak dapat membangun hubungan sebab dan akibat.
Namun, mereka menambahkan bahwa jika temuan ini dikonfirmasi dalam uji coba yang cukup besar dan jangka panjang, maka peningkatan konsumsi susu dapat mewakili pendekatan yang layak dan berbiaya rendah untuk mengurangi (sindrom metabolik), hipertensi, diabetes, dan akhirnya penyakit kardiovaskular di seluruh dunia.
Terkini
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
Berita Terkait
-
Awas, Lingkaran di Bawah Mata Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi
-
Makan Sayuran Ini Bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Bagus untuk Penderita Diabetes
-
Mual saat Lapar? Bukan Sekadar Perut Kosong, Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan!
-
Cegah Osteoporosis Jangan Cuma Minum Susu, Konsumsi Juga Makanan Ini
-
Hati-hati, Kaki Kesemutan Pada Penderita Diabetes Bisa Jadi Tanda Kondisi Serius!
-
6 Buah Ini Justru Berbahaya Bagi Penderita Diabetes, Ini Alasannya!
-
Biasakan Jalan Kaki setelah Makan, Bisa Bantu Turunkan Risiko Diabetes
-
Cara Menjaga Berat Badan Setelah Operasi Bariatrik, Pembedahan yang Dijalani Melly Goeslaw
-
Bakteri Pada Tinja Orang Sehat Bisa Bantu Obati Diabetes, Ini Temuan Peneliti!
-
Istri Tessy Srimulat Juga Idap Tumor Hati, Adakah Hubungannya dengan Diabetes?