Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Teori konspirasi yang berkembang di masyarakat membuat masih ada orang yang percaya bahwa virus Corona Covid-19 tak jauh berberda dengan sakit flu biasa. Namun, sebuah makalah baru membuktikan pemikiran tersebut salah besar.
Studi ini menunjukkan Covid-19 dapat menyebabkan kematian 20 kali lebih banyak per minggunya dibandingkan flu pada minggu-minggu yang paling mematikan, dari rata-rata musim influenza.
"Meskipun para pejabat mungkin mengatakan bahwa SARS-CoV-2 adalah 'hanya jenis flu lain', ini tidak benar," kata penulis studi.
Makalah yang ditulis oleh peneliti dari School of Medicine ini diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine, pada Kamis (14/5/2020 kemarin.
Baca Juga
Dilansir Live Science, sejak virus corona baru ditemukan pada akhir Desember di Wuhan, China, orang-orang membandingkannya dengan flu, menunjukkan bahwa influenza menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahunnya, itupun hanya di AS saja.
Selama musim flu, Oktober 2019 hingga April 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan ada 62.000 kematian akibat flu di AS. Sekilas, ini mirip dengan jumlah kematian akibat Covid-19, yang pada awal Mei mencapai 65.000.
Namun, ini tidak sesuai dengan apa yang dilihat oleh para dokter, terutama di zona merah (seperti New York City), di mana kekurangan pasokan vemtilator dan banyak rumah sakit telah melampaui batas mereka.
Perbandingan ini cacat karena ini hanya perkiraan CDC saja, bukan data mentah. CDC tidak mengetahui jumlah pasti orang yang sakit atau meninggal akibat flu setiap tahunnya di AS. Perkiraan tersebut diperkirakan berdasarkan data yang dikumpulkan dari 13 negara.
Sebaliknya, laporan jumlah kematian Covid-19 adalah angka sebenarnya, bukan perkiraan.
"Dengan kata lain, membandingkan perkiraan kematian akibat flu dengan jumlah kematian Covid-19 adalah seperti membandingkan apel dengan jeruk," kata para penulis.
Para penulis mencatat, analisis mereka memiliki beberapa keterbatasan, termasuk jumlah kematian Covid-19 mungkin kurang dihitung karena keterbatasan dengan pengujian dan hasil tes negatif palsu.
"Analisis kami menunjukkan bahwa perbandingan antara kematian SARS-CoV-2 dan kematian influenza musiman harus dibuat menggunakan perbandingan apel dengan apel, bukan apel dengan jeruk. Melakukannya dengan lebih baik menunjjukkan ancaman nyata terhadap kesehatan masyarakat dari Covid-19."
Terkini
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
Berita Terkait
-
Sedang Musim, Yuk Tangkal Flu dengan 5 Makanan Ini
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Viral Pria Dewasa Terkena Flu Singapura hingga Bibirnya Menghitam, Kenali Gejalanya!
-
Tanda Imun Lemah, Salah Satunya Gampang Flu
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?