Jum'at, 26 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Jum'at, 08 Mei 2020 | 10:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Saat ini wabah virus corona Covid-19 asal China telah menginfeksi 3,8 juta orang di seluruh dunia. Cara virus corona Covid-19 menginfeksi setiap orang pun berbeda-beda.

Umumnya, orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 akan mengalami demam tinggi dan batuk kering. Tetapi, ada pula yang tidak mengalaminya atau memiliki gejala lain.

Studi baru yang dilansir oleh Asia One menunjukkan sebanyak 80 persen lebih orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 adalah pembawa diam atau tidak memiliki gejala apapun.

Dalam hal ini, anak-anak dan remaja termasuk golongan yang cenderung hanya mengalami gejala ringan atau tidak mengalami gejala apapun.

Sebenarnya peneliti belum mengetahui penyebab beberapa orang dengan virus corona Covid-19 mengalami gejala dan beberapa lainnya tidak. Bahkan, ada pula penderita corona Covid-19 yang mengembangkan penyakit mematikan.

ilustrasi pasien corona Covid-19 (Shutterstock)

Namun, peneliti menduga ada dan tidaknya gejala virus corona Covid-19 mungkin dipengaruhi oleh dasar respons imun seseorang.

Orang yang memiliki dasar respons imun kuat selama masa inkubasi virus, maka mereka bisa mencegah terjadinya infeksi. Sistem kekebalan tubuh memberi kita dua garis pertahanan terhadap virus.

Garis pertahanan pertama adalah sistem bawaan dan termasuk hambatan fisik seperti kulit dan selaput lendir (selaput tenggorokan dan hidung), berbagai protein dan molekul yang ditemukan dalam jaringan, serta beberapa sel darah putih yang menyerang organisme penyerang.

Sebenarnya, anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang. Tetapi, satu hipotesis menjelaskan penyebab anak-anak tidak sakit ketika terinfeksi virus corona Covid-19.

Hal tersebut bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh bawaan mereka terhadap virus corona Covid-19 lebih besar daripada orang dewasa.

Ilustrasi virus corona Covid-19. [Shutterstock]

Hal ini bisa menyebabkan penurunan viral load, yakni jumlah partikel virus yang bertahan di dalam tubuh karena mereka bisa membersihkan virus lebih cepat.

Garis pertahanan kedua dalah respons imun adaptif. Garis pertahanan ini membutuhkan waktu lebih lama untuk memulai tetapi sekali terbentuk, jauh lebih efisien dalam memberantas infeksi tertentu ketika menjumpainya lagi.

Variasi genetik yang sangat spesifik pada beberapa orang diperkirakan mungkin berperan dalam tingkat keparahan gejalanya atau seberapa sakit kondisinya.

Karena respons imun adaptif awal, tubuh nampaknya mengenali virus selama masa inkubasi dan melawannya.

Namun, seseorang juga harus dalam kondisi sehat secara umum supaya bisa meningkatkan respons imun yang tepat terhadap infeksi.

BACA SELANJUTNYA

Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!