Jum'at, 17 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Kamis, 23 April 2020 | 06:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Sementara temuan ini tampaknya menjanjikan bahwa ivermectin dapat melawan SARS-CoV-2, para peneliti mengingatkan bahwa mereka masih membutuhkan uji klinis untuk mengetahui kelayakan obat.

"Ivermectin sangat banyak digunakan dan dipandang sebagai obat yang aman. Kami perlu mencari tahu tentang dosis efektif yang dapat digunakan pada manusia, itu adalah langkah berikutnya, " jelas Wagstaff.

Peneliti mempertimbangkan obat yang sudah ada sebelumnya daripada menggunakan obat baru. Hal tersebut dikarenakan ketersediaan obat dan fakta bahwa obat tersebut telah menjalani tes dan uji coba walaupun untuk indikasi lain.

“Ketika kita memiliki pandemi global dan tidak ada pengobatan yang disetujui, jika kita memiliki senyawa yang sudah tersedia di seluruh dunia, maka itu dapat membantu orang lebih cepat," kata Wagstaff.

"Secara realistis, itu akan menjadi penolong sebelum vaksin tersedia secara luas," tambahnya.

Ilustrasi obat [shutterstock]

Para peneliti memang belum sepenuhnya memahami bagaimana ivermectin dapat memerangi SARS-CoV-2.

Namun, berdasarkan temuan penelitian sebelumnya tim berhipotesis bahwa obat dapat menghentikan virus dari mengganggu kemampuan sel inang untuk menghilangkan virus.

Dr. Leon Caly, seorang ilmuwan medis senior di VIDRL dan penulis pertama studi tersebut, telah menyatakan antusiasme tentang penemuan mereka saat ini.

"Sebagai ahli virologi yang merupakan bagian dari tim yang pertama kali mengisolasi dan berbagi SARS-CoV-2 di luar China pada Januari 2020, saya senang tentang prospek ivermectin yang digunakan sebagai obat potensial melawan Covid-19," kata Caly.

BACA SELANJUTNYA

Heboh Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah, BPOM Tegaskan Tidak Ada Kejadian di Indonesia