Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Dalam waktu kurang dari seminggu, sejumlah pasien Covid-19 di Amerika Serikat membaik dengan perawatan obat potensial. Hal tersebut dilaporkan oleh STAT News setelah mendapatkan video tentang uji coba remdesivir.
Melansir dari CNN, para pasien yang mengambil bagian dalam uji klinis obat semuanya memiliki gejala pernapasan dan demam yang parah. Menurut dokter dalam uji coba tersebut, pasien kini dapat meninggalkan rumah sakit setelah kurang dari satu minggu perawatan.
"Berita terbaiknya adalah bahwa sebagian besar pasien kami sudah keluar dan ini luar biasa. Kami hanya memiliki dua pasien yang meninggal," kata Dr. Kathleen Mullane, seorang spesialis penyakit menular di Universitas Chicago Amerika Serikat.
"Sebagian besar pasien kami parah dan sebagian besar dari mereka akan sembuh pada enam hari, sehingga memberi tahu kami durasi terapi tidak harus 10 hari," tambahnya seperti dikutip dari CNN.
Baca Juga
-
5 Tips Tidur Tenang saat Pandemi Virus Corona
-
Peneliti Harvard Prediksi Covid-19 Bisa Berlanjut hingga Tahun 2024
-
Ini Alasan Mengapa Tubuh Terasa Lelah Walau Selalu di Rumah
-
Jangan Mencuci Masker Kain Pakai Pemutih dan Alkohol, Ini Bahayanya!
-
Virus Corona Covid-19 Terdeteksi di Feses, Bisakah Menular Lewat Kentut?
-
Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Pria Ini Imbau untuk Jaga Kesehatan
Sebelumnya memang tidak ada terapi disetujui untuk Covid-19 yang dapat menyebabkan pneumonia berat dan sindrom gangguan pernapasan akut pada beberapa pasien. Tetapi National Institutes of Health menyelenggarakan uji coba beberapa obat dan perawatan lain, termasuk remdesivir.
Obat tersebut dibuat oleh Gilead Sciences, diuji terhadap Ebola dengan sedikit keberhasilan, tetapi beberapa penelitian pada hewan menunjukkan obat itu bisa mencegah dan mengobati virus corona yang berkaitan dengan Covid-19.
Beberapa pengobatan dengan remdesivir juga dilakukan pada SARS (Sindrom Pernafasan Akut Parah) dan MERS (Sindrom Pernapasan Timur Tengah).
Pada bulan Februari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan remdesivir bisa menjadi perawatan potensial Covid-19.
Namun, uji coba tidak memasukkan apa yang dikenal sebagai kelompok kontrol, sehingga akan sulit untuk mengatakan apakah obat tersebut benar-benar membantu pasien pulih lebih baik.
Dengan kelompok kontrol, beberapa pasien tidak menerima obat yang sedang diuji sehingga dokter dapat menentukan apakah obat itu benar-benar memengaruhi kondisi mereka.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!