Jum'at, 29 Maret 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Jum'at, 17 April 2020 | 14:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Dokter emergensi dan asisten profesor klinis di University of Tennessee, Darria Long Gillespie, menceritakan pandemi corona Covid-19 telah mengubah seluruh rutinitasnya. Terutama ketika akan masuk dan setelah keluar dari ruang UGD.

Sebelum pandemi corona ada, ia mengatakan akan membawa botol air di dalam tasnya. Namun, sekarang ia hanya membawa barang penting, seperti kartu ID, stetoskop, pena, dan ponsel saja.

"Setiap barang bisa menjadi formite, artinya bisa membawa virus jadi saya mencoba meminimalkan apa yang saya bawa untuk bekerja," katanya, dikutip dari Insider.

Setelah selesai bekerja, ia harus mengganti scrub (pakaian dokter) yang dipakainya dengan yang baru di rumah sakit sebelum pulang.

Ketika di rumah, ia meninggalkan sepatunya di luar, mencopot scrub, dan langsung mandi. Setelah dirasa tubuhnya bersih dan memakai pakaian rumahan baru, baru dirinya akan bergabung dengan keluarga.

Ilustrasi pemutih pakaian, cairan pembersih, cairan pencuci baju [shutterstock]

Tindakan pencegahan ini, yang ia sebut sebagai 'firewall', membantunya memberi ketenangan pikiran dengan memisahkan hidupnya menjadi tiga zona, yaitu zona kontaminasi (dengan pasien di UGD), zona bersih (rumah), dan area transisi antara keduanya.

Untuk menjaga 'zona bersih'-nya tetap aman, ia akan meninggalkan barang sebanyak mungkin di 'area transisi', yaitu ketika ia mengganti scrub kotor dan meninggalkan hal-hal penting lainnya di rumah sakit.

Apa pun yang ia bawa pulang akan didesinfeksi secara hati-hati, misalnya sepatu yang dipakainya bekerja.

"Sepatu rumah sakit saya tinggal di sudut tertentu di garasi, dan tidak ada barang lain di dekatnya," ujarnya.

Karena sudah terbiasa, ia pun melakukan rutinitas ini, bahkan ketika hanya pergi ke supermarket. Long Gillespie akan melepas pakaian luarnya ketika dia kembali ke rumah dan mencuci tangannya secara benar.

Ilustrasi dokter (Shutterstock)

Hal ini juga dilakukan oleh seorang istri dari ketua Divisi Penyakit Menular dan Vaksinologi di Berkerley Public Health, Lee Riley. Istrinya kebetulan juga seorang dokter yang bekerja di bidang kedokteran keluarga.

Rutinitas sang istri setelah pulang dari merawat pasien adalah meninggalkan sepatu di pintu dan segera mencuci pakaiannya.

Setelah dimasukkan ke mesin cuci, sang istri akan mencuci tangannya secara benar. Jika pasien memiliki gejala masalah pernapasan, ia akan segera mandi.

Namun, Riley mengatakan hal ini tidak perlu dipraktikan oleh orang yang tidak melakukan kontak dekat dengan pasien Covid-19 setiap hari. Sebab, pakaian tidak menjadi masalah.

"Tidak perlu mencuci pakaianmu sepanjang waktu. Cuci saja pakaianmu secara teratur dan gantilah setiap hari," tuturnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga mengatakan pakaian tidak mungkin menjadi sumber infeksi utama bagi masyarakat umum.

BACA SELANJUTNYA

Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?