Jum'at, 19 April 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Jum'at, 10 April 2020 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Percikan air liur yang menjadi salah satu transmisi penularan Covid-19 ,di mana berukuran kurang dari 10 micrometer atau disebut dengan microdroplets. Menurut para ahli, microdroplets bisa bertahan di udara yang tidak bersirkulasi, sehingga perlu bagi Anda untuk membuka jendela.

Perusahaan penyiaran Jepang, NHK bersama beberapa ilmuwan melakukan penelitian dengan mendokumentasikan percikan liur menggunakan  High-sensitivity camera.

Pada dokumentasi itu, mereka menggunakan simulasi seseorang yang bersin atau batuk. Sekali bersin akan menyebarkan kurang lebih 1000 partikel microdroplets di udara.

Sementara pada orang yang berbincang, microdroplets akan menyebar lebih jauh ketika seseorang bicara lebih keras atau menghembuskan napas secara dalam.

"Transmisi air liur bisa terjadi saat orang sedang berbincang, bahkan ketika mereka dibatasi jarak tertentu, kasus-kasus ini tidak dapat dijelaskan oleh infeksi air liur biasa," kata Kazio Tateda, Presiden Asosisasi Penyakit Infeksi Jepang.

Ilustrasi menahan bersin. (pixabay/PublicDomainPictures)

"Kami pikir, infeksi datang dari partikel yang ukurannya micrometer, mekanisme transmisinya disebut dengan infeksi microdroplets," tambahnya pada NHK.

Microdroplets inilah yang menurut Kazio Tateda bisa menyebarkan virus.

"Microdoplets dapat membawa virus di mana keluar saat bicara dengan keras atau bernapas secara dalam. Orang disekitar kan menghirupnya dan begitulah cara virus menyebar, kita sekarang bisa melihat bagaimana risikonya," kata Tateda.

Ilustrasi ngobrol. (Pixabay)

NHK kemudian melakukan simulasi mengenai seberapa lama microdroplets akan menyebar di ruangan. Tim NHK dan para peneliti menggunakan pemodelan dengan 10 orang berada di sebuah ruangan.

Pada simulasi tersebut, ketika salah satu orang batuk maka ia akan menyebarkan sekitar 1000 microdroplets. Menit pertama, sebagian microdroplets akan jatuh ke lantai namun ada yang tetap di udara dan bisa bertahan di menit ke-20 ketika dibiarkan.

"Jika udaranya tidak mengalir, maka microdroplet tetap tidak akan bergerak dan karena ketika mereka tidak bisa bergerak di udara, maka microdroplet akan tetap di ruangan" kata Masashi Yamakawa, profesor dari Kyoto Institute of Technology.

Oleh karena itu, menurut simulasi NHK jendela dan sirkulasi dipercaya dapat efektif mengaburkan microdoplets di udara. Microdroplets berukuran sangat kecil dan ringan sehingga udara sangat diperlukan membuatnya bergerak.

"Yang penting adalah membuka jendela, lakukan setidaknya satu jam, itu akan memperkecil risiko infeksi," ujar Tateda.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut