Jum'at, 29 Maret 2024
Yasinta Rahmawati : Selasa, 07 April 2020 | 16:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menekan tenaga medis untuk menggunakan obat anti-malaria hidroksiklorokuin sebagai obat Covid-19. Padahal, obat ini belum terbukti ampuh.

Maka dari itu, sang presiden dikritik karena mengatakan obat anti-malaria ini sebagai obat yang hebat dalam mengatasi pasien dengan infeksi virus corona baru, meski tanpa mengutip bukti yang ada.

Trump merekomendasikan gabungan obat hidroksiklorokuin dengan antibiotik, azithromycin, bagi pasien tanpa masalah jantung.

Dilansir CNN Internasional, antibiotik azithromycin disebut Trump akan membunuh 'hal-hal tertentu yang Anda tidak ingin hidup di dalam tubuh Anda'.

Di sisi lain, para ahli sendiri tidak menyarankan penggunaan hidroksiklorokuin sebagai pencegahan Covid-19 karena belum ada bukti bahwa itu melindungi terhadap virus.

Ilustrasi obat (Foto: shutterstock)

"Mereka mengatakan untuk menggunakannya (hidroksiklorokuin)... Jika ini berhasil, akan memalukan jika kita tidak melakukannya lebih awal. Tapi kita memiliki pertanda yang sangat bagus," tuturnya saat koferensi pers pada Minggu (5/4/2020).

Sebelum ini, Trump juga pernah salah mengklaim bahwa obat ini sudah disetujui oleh BPOM AS (FDA).

"Seperti yang Anda tahu, mereka sudah menyetujuinya, mereka memberikan persetujuan cepat," katanya pada konferensi pers Kamis (19/3/2020) lalu.

Faktanya, FDA belum menyetujui hidroksiklorokuin untuk pengonatan Covid-19.

Ilustrasi obat. (Sumber: Shutterstock)

Di sisi lain, sebuah studi yang terbit pada akhir Maret 2020 dalam jurnal medis Prancis menunjukkan bukti baru bahwa obat anti-malaria ini tampaknya tidak membantu sistem kekebalan tubuh 'membersihkan' SARS-CoV-2 di dalam tubuh.

Penelitian yang diketuai oleh Jean-Michel Molina itu menemukan setelah lima hingga enam hari perawatan dengan hidroksiklorokuin (600mg per hari selama 10 hari) dan azithromycin (500mg pada hari pertama dan 250mg pada hari ke-2 dan ke-3), delapan dari 10 responden mereka masih dites positif Covid-19.

Bahkan, dilansir The Conversation, dari 10 pasien ini, satu di antaranya meninggal, dua pindahkan ke ICU dan lainnya harus dikeluarkan dari perawatan karena komplikasi serius.

BACA SELANJUTNYA

Waspada dengan Varian Virus Corona Ini, Lebih Berisiko Menyebabkan Long Covid!