Kamis, 18 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah : Sabtu, 28 Maret 2020 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kesembuhan suatu penyakit bergantung pada bagaimana sistem kekebalan tubuh melawan infeksi tersebut, tak terkecuali infeksi yang disebabkan oleh virus corona baru atau SARS-CoV-2.

Sistem kekebalan sendiri terdiri dari berbagai jenis sel dan molekul, seperti antibodi. Apa yang kita sebut sebagai 'garis pertahanan pertama' merupakan apa yang dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh bawaan.

Setiap sel di dalam tubuh dipersiapkan untuk membuat interferon, sebuah molekul antivirus, saat mereka mendeteksi adanya 'penyusup'.

"Sel-sel ini akan mulai membuat molekul antivirus bawaan mereka sendiri yang akan mencoba dan menghentikan, misalnya, virus bereplikasi," ungkap Marc Pellegrini, pakar penyakit menular di Walter and Eliza Hall Institute, Australia.

Nah, respon alami ini akan menghasilkan zat yang disebut dengan sitokin. Zat ini akan menyebabkan tubuh mengalami demam dan peradangan jaringan ketika sel-sel mulai mati.

Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML

"Itu mekanisme alami bagi mereka untuk mencoba dan 'bunuh diri' jika mereka (sel) tahu sudah terinfeksi," lanjutnya, dilansir dari abc.net.au.

Selain semua hal di atas, tubuh masih memiliki sel darah putih. Ini dikenal sebagai pembunuh alami yang mendeteksi sel terinfeksi dan membunuhnya.

Lalu, garis pertahanan kedua terjadi pada spektrum sel darah putih lainnya, seperti monosit, makrofag, dan neutrofil yang akan mencari dan mengenali infeksi.

Mereka ini bakal melepaskan hormon kekebalan tubuh untuk mempersiapkan sel-sel lain ketika ada kemungkinan infeksi.

Baris pertahanan ketiga adalah sistem imun adaptif, yang memakan waktu beberapa hari untuk melawan. Ini adalah sel darah putih seperti T-sel yang bertugas membunuh sel yang terinfeksi, dan B-sel yang menghasilkan antibodi.

Permasalahan dalam melawan virus corona baru adalah tubuh kita belum mempunyai antibodi atau sistem imun adaptif. Jika sistem imun tidak dapat mengentikan virus bereplikasi, patogen ini akan 'overdrive' dan meningkatkan peradangan, terutama di paru-paru. Inilah yang menyebabkan terjadinya pneumonia.

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

BACA SELANJUTNYA

Gejalanya Hampir Mirip, Ini Lho Perbedaan Cacar Monyet dan IMS!